Bisnis.com, KUALA LUMPUR – Malaysia menegaskan berkomitmen melindungi kepentingan dan haknya di Laut China Selatan, demikian Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein pada Kamis (23/4/2020).
Pernyataan itu disampaikan di tengah konflik kapal China dan Malaysia di perairan sengketa.
Kapal perang Amerika Serikat dan Australia tiba di Laut China Selatan pekan ini di dekat area, tempat kapal survei Pemerintah China beroperasi tak jauh dari kapal pengeboran, yang dikontrak oleh perusahaan migas negara Malaysia Petronas, menurut sumber keamanan wilayah.
Hishammuddin mengatakan konflik apa pun harus diselesaikan dengan cara damai.
"Meskipun hukum internasional menjamin kebebasan pelayaran, kehadiran kapal dan kapal perang di Laut China Selatan berpotensi meningkatkan ketegangan, yang pada gilirannya bisa saja berujung pada salah perhitungan, yang mungkin berpengaruh terhadap perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut," kata Hishammuddin melalui pernyataan.
Gangguan terhadap Malaysia ini sebenarnya juga beberaa kali dirasdakan negara-negara Asia Tenggara lain, tak terkcuali Indonesia. Pada akhir tahun lalu berulang kali Indonesia memperingatkan China agar kapal-kapal nelayan mereka tak memasuki wilayah periran Natuna yang termasuk Probinsi Kepulauan Riau.
Namun, China bersukukuh bahwa mereka mempunyai hak untuk mengizinkan neayan mereka untuk menangkap ikan di periran yang menjadi bagian wilayah Indonesia itu.
Pergesekan antara Indonesia dan China menenai perangai kapal-kapal nelayan China itu untuk sementara mereda karena kedua negara disibukkan oleh pandemi virus corona Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China.