Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Implementasi Lockdown Perlambat Inflasi di Inggris

Sulit untuk menafsirkan data inflasi selama krisis saat ini karena pengumpulan harga menjadi jauh lebih kompleks dan pola pengeluaran mengalami pergeseran.
Suasana sepi di Tower Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson
Suasana sepi di Tower Bridge di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Inggris terpantau melambat pada Maret 2020 sejak negara tersebut memberlakukan lockdown. Kondisi itu juga didorong oleh harga minyak yang terus jatuh.

Kantor Statistik Nasional melaporkan bahwa harga konsumen naik sebesar 1,5 persen dari tahun sebelumnya, turun dari 1,7 persen pada Februari, akibat tekanan dari harga bahan bakar dan pakaian. Sementara itu, inflasi inti tercatat turun menjadi 1,6 persen.

Prospek inflasi terjebak di tengah gejolak krisis ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona (Covid-19), di mana sebagian besar pertokoan non-esensial ditutup untuk membatasi penyebaran virus.

Pekan lalu, pembuat kebijakan di Bank Sentral Inggris (BOE), Silvana Tenreyro, mengatakan bahwa akan sulit untuk menafsirkan data inflasi selama krisis saat ini karena pengumpulan harga menjadi jauh lebih kompleks dan pola pengeluaran mengalami pergeseran.

"Meski demikian, inflasi mungkin akan jatuh di bawah 1 persen dalam beberapa bulan mendatang, kurang dari setengah dari target bank sentral," katanya, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (22/4/2020).

Harga bahan bakar motor turun 4 persen di bulan Maret. Sementara itu pakaian dan alas kaki turun 0,4 persen, padahal periode ini merupakan waktu terjadinya kenaikan harga dengan peluncuran model-model terbaru.

Secara kontras pada Maret 2019, proporsinya mengalami penurunan menjadi 8,5 persen dari 10,7 persen.

Sebagian besar data indeks harga konsumen (IHK) dikumpulkan pada atau sekitar 17 Maret, sehari setelah warga Inggris didesak untuk tetap di rumah, namun sebelum Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberlakukan lockdown resmi pada 23 Maret.

Ahli statistik ONS, Philip Gooding mengatakan, panic buying membuat sulit memperkirakan kenaikan harga untuk barang-barang pokok seperti tepung, telur dan pasta.

Pembeli juga lebih bergantung pada harga yang diposting online karena kunjungan ke toko dikurangi.

Sejumlah ekonom memperkirakan inflasi akan tertekan lebih dalam pada April karena pengurangan dalam batasan harga energi yang diatur membuat gas dan listrik menjadi lebih murah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper