Bisnis.com, JAKARTA - China membuka kembali beberapa pasar unggas di sebelah selatan negara itu. Pasalnya penduduk China diketahui lebih memilih membeli hewan yang baru disembelih daripada daging beku di supermarket
“Kami hanya membeli ayam yang disembelih di pasar untuk memastikan dagingnya segar, dan ini lebih enak daripada varietas dingin yang dijual di supermarket,” kata Rosie Luo, seorang mahasiswa dari kota Foshan, provinsi Guangdong, dilansir Bloomberg, Senin (20/4/2020).
Sementara pasar hewan hidup dicurigai sebagai sumber virus corona dan beberapa penyakit lainnya, pihak berwenang tidak punya pilihan selain membiarkannya dibuka kembali karena masyarakat tidak akan membeli daging mereka di tempat lain.
Keberadaan pasar hewan hidup itu juga penting ketika orang membutuhkan alternatif yang murah untuk daging babi, yang jumlahnya sedikit karena karantina dan demam babi Afrika.
Konsumsi unggas dalam berbagai bentuknya meningkat kembali setelah negara tersebut pulih dari wabah virus corona. Konsumsi daging babi turun 30 persen pada kuartal pertama dibandingkan dengan tahun lalu, karena demam babi dan karantina yang mengganggu transportasi dan tenaga kerja.
Kekurangan pasokan daging babi mendorong permintaan ayam. Kong Pingtao, manajer umum di portal industri pertanian www.boyar.cn mengatakan penjualan makanan cepat saji, seperti burger dan daging beku di supermarket terlihat meningkat.
Baca Juga
Wens Foodstuffs Group Co, peternak terbesar di negara itu, mengatakan penjualan ayam naik 18 persen pada Maret dari tahun sebelumnya karena konsumsi pulih dari virus corona. Sementara itu, penjualan anak ayam oleh Shandong Yisheng Livestock and Poultry Breeding Co. naik hampir 30 persen. Peningkatan itu akan mendorong permintaan bungkil kedelai dan jagung yang digunakan sebagai pakan ternak.
Kementerian pertanian meminta beberapa provinsi bulan lalu untuk membuka kembali pasar unggas secara bertahap untuk membantu memulihkan produksi. Sedikitnya ada delapan provinsi termasuk Guangdong, daerah pengonsumsi ayam terbesar, yang telah melakukannya, meskipun sebagian besar pasar masih ditutup.
Pasar grosir burung hidup di kota Dongguan, provinsi Guangdong, memulai kembali bisnisnya bulan lalu karena penduduk setempat lebih menyukai unggas hidup daripada daging beku. Namun, beberapa pemerintah daerah, termasuk Fujian, Guizhou dan Chongqing, telah menutup pasar mereka tanpa batas waktu.
“Sebagian besar pasar burung hidup pada akhirnya akan hilang, tetapi akan sulit untuk menutup semua pasar di seluruh negeri,” kata Pan Chenjun, analis ternak senior di Rabobank.
“Di beberapa daerah pedesaan di mana konsumen memiliki preferensi kuat untuk burung hidup, saya akan berasumsi mereka mungkin ada untuk waktu yang lebih lama.”