Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peneliti AS Kumpulkan 10.000 Sampel Darah untuk Studi Penyebaran Virus Corona

Peneliti berencana mengambil darah dari peserta dan mengujinya untuk mengetahui antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan virus. Tujuannya adalah untuk mencari tahu jumlah sebenarnya dari orang yang terpapar virus, apakah mereka memiliki gejala atau tidak.
Ilustrasi sample darah yang terindikasi positif virus corona/Antara-Shutterstock
Ilustrasi sample darah yang terindikasi positif virus corona/Antara-Shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA – National Institutes of Health (NIH) mendaftarkan 10.000 warga Amerika Serikat sehat dalam sebuah penelitian yang berupaya melihat sistem kekebalan tubuh terhadap virus corona baru atau COVID-19.

Peneliti berencana mengambil darah dari peserta dan mengujinya untuk mengetahui antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan virus. Tujuannya adalah untuk mencari tahu jumlah sebenarnya dari orang yang terpapar virus, apakah mereka memiliki gejala atau tidak.

Studi ini merupakan salah satu langkah dari upaya untuk memperluas serologi atau tes kekebalan di Amerika Serikat. Karena tes dapat mengukur respons terhadap virus setelah beberapa waktu, ini disebut sebagai skrining lanjutan virus corona yang bisa membantu memahami sejauh mana penyebarannya.

Penelitian dipimpin oleh peneliti dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) dan National Institute of Biomedical Imaging and Bioengineering. Peluncuran stufi ini merupakan salah satu upaya serologi terbesar yang dikeluarkan di tingka federal.

“Studi ini akan memberi kita gambaran yang lebih jelas tentang besarnya pandemi COVID-19 di Amerika Serikat, dengan memberi tahu kami berapa banyak orang di komunitas yang berbeda telah terinfeksi tetapi tidak menyadarinya,” kata Anthony Fauci, Director NIAID seperti dikutip Business Insider, Selasa (14/4).

Saat ini, pelaporan kasus yang dikonfirmasi di AS sebagian besarnya bergantung pada tes molekuler yang menentukan keberadaan aktif virus di saluran pernapasan seseorang. Adapun, peneliti NIH akan menganalisis dua untuk jenis antibodi yang menunjukkan paparan sebelumnya, yang disebut IgM dan IgG.

NIH Menjelaskan bahwa IgM berkembang dengan cepat dan biasanya berlangsung selama 1 atau 2 minggu, sementara IgG memiliki kehidupan yang lebih lama dan terlibat dalam respon imun sekunder tubuh.

“Tes antibodi melibat kembali ke sejarah sistem kekebalan dengan kaca spion,” kata Matthew J. Memoli, peneliti utama studi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Syaiful Millah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper