Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tengah berupaya meningkatkan kapasitas pemeriksaan spesimen virus corona SARS-CoV-2 dengan mendatangkan sistem robotik ekstrasksi RNA Qiagen.
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio mengatakan dengan sistem robotik itu kapasitas pemeriksaan spesimen dapat bertambah sebanyak 300 per hari.
“Sebelum masuk PCR harus diektrasi RNA-nya dulu, selama ini memang hanya dikerjakan secara manual sehingga membutuhkan waktu dan tenaga,” kata Amin melalui sambungan telepon kepada Bisnis di Jakarta, pada Kamis (9/4/2020).
Ihwal ekstraksi RNA, ia menerangkan, menjadi tahapan krusial dan berpotensi menualari virus corona kepada peneliti, namun dia berharap dengan sistem itu dapat mengurangi kontaminasi dan mempersingkat waktu penelitian.
“Dalam beberapa hari ini sudah diserahkan ke kami, Minggu depan sudah bisa dipakai untuk mempercepat proses ekstraksi RNA,” kata dia.
Sebelumnya, dengan kerja manual pihaknya hanya dapat melakukan pemeriksaan terhadap 180 spesimen dalam sehari.
Adapun Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mendatangkan sejumlah alat tes swab atau PCR untuk meningkatkan kemampuan deteksi virus Corona di Indonesia.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan sejumlah Aaat tes PCR itu didatangkan dari perusahaan farmasi Rouche yang berkantor di Swiss.
“Tiga Minggu lalu kita berhasil bernegosiasi dengan Roche di Swiss untuk membeli alat-alat tersebut,” kata Arya saat memberi keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Rabu (8/4/2020).
Mengenai sejumlah alat tes PCR itu, Arya menerangkan terdapat dua buah Magnapure 96 dan 18 buah Light Cycle Detector. Terkait Magnapure 96, dia mengatakan, alat tes itu dapat digunakan untuk 1.000 tes RNA per hari. Sementara, Light Cycle Detector, mampu memeriksa 500 RNA dalam sehari.
“Dengan demikian dengan alat ini, kalau sudah terpasang semua, maka dapat mencapai 9.000 sampai 10.000 tes dalam sehari, di samping jumlah kecepatannya juga sangat tinggi untuk mengetahui hasil tes,” jelasnya.
Arya berharap dalam sebulan dapat dilakukan tes PCR sebanyak 300.000 orang. Dengan Demikian, menurutnya, orang yang dites dapat mencakup wilayah yang lebih luas dengan kepastian hasil tes PCR yang tinggi.