Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Keamanan Dipertanyakan, CEO Zoom Janjikan Perbaikan Privasi

Pengguna Zoom melonjak hingga 20 kali lipat menjadi 200 juta sejak akhir 2019 sehingga rentan diretas dan menimbulkan kekhawatiran akan privasi pengguna.
Ilustrasi - Aplikasi video conference yang kini banyak digunakan pada periode Work From Home (WFH)/ blog.zoom.us
Ilustrasi - Aplikasi video conference yang kini banyak digunakan pada periode Work From Home (WFH)/ blog.zoom.us

Bisnis.com, JAKARTA - Pimpinan Zoom meyakinkan pengguna bahwa pihaknya tengah meningkatkan keamanan dan privasi pada layanan konferensi video itu.

Belakangan kepopuleran Zoom meroket seiring dengan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang diterapkan banyak perusahaan.

Namun, melonjaknya pengguna hingga 20 kali lipat menjadi 200 juta sejak akhir tahun lalu telah menjadikan layanan itu rentan diretas. Peretas menyusupkan gambar-gambar porno atau membajak pertemuan dan menyebabkan kekhawatiran mengenai privasi pengguna.

Chief Executive Officer Eric Yuan dalam sebuah keterangan mengatakan pihaknya menyadari lubang pada privasi dan keamanan pada layanan ini.

"Saya benar-benar kacau sebagai CEO, dan kami perlu mendapatkan kepercayaan kembali dari pengguna. Hal semacam ini seharusnya tidak terjadi," katanya seperti dilansir Bloomberg, Senin (6/4/2020).

Insiden peretasan privasi itu telah mendorong pengguna termasuk Elon Musk untuk melarang penggunaan Zoom pada perusahaan SpaceX dan Tesla. New York City telah mengimbau sekolah untuk tidak menggunakan Zoom.

"Kami akan mendukung staf dan siswa dalam transisi ke platform yang berbeda seperti Tim Microsoft yang memiliki kemampuan yang sama dengan langkah-langkah keamanan yang sesuai," kata Danielle Filson, juru bicara Departemen Pendidikan Kota New York.

Yua mengatakan, perusahaan sedang bekerja untuk melindungi privasi, termasuk menambahkan end-to-end encryption yang masih beberapa bulan lagi. Saat ini dia berusaha untuk menjaga pelanggan tetap terhubung. Masalah tersebut sebenarnya berakar pada penggunaan aplikasi yang diperuntukkan bagi perusahaan dengan dukungan keamanan IT, bukan masyarakat luas.

"Kami masih dalam proses bekerja sama dengan sekolah-sekolah New York untuk memastikan kami melakukan penegakan keamanan," kata Yuan.

Sejak krisis kesehatan masyarakat berlangsung, Zoom telah menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store, melampaui TikTok, DoorDash, dan Disney +.

Analis RBC Capital Markets, Alex Zukin memiliki peringkat kinerja sektor dan target harga US$125 pada Zoom, yang ditutup pada US$128 pada Jumat pekan lalu.

"Jika perusahaan dapat memberikan pengaturan default baru yang memecahkan 90 persen masalah, yang saya anggap benar-benar masuk akal, itu akan baik-baik saja," katanya.

Pada Maret lalu, jurnalis Kara Swisher dan Jessica Lessin menyelenggarakan acara women-in-tech melalui Zoom dan harus menghentikan pertemuan itu ketika seorang pengguna menyusupkan film porno.

Biro Investigasi Federal AS mengeluarkan peringatan pembajakan konferensi video. Sebanyak 27 kantor jaksa agung telah mengajukan pertanyaan tentang masalah privasi. Zoom menanggapi bahwa pihaknya juga tengah bekerja dengan pihak berwenang mengenai hal ini.

Jumlah peserta rapat harian di seluruh layanan Zoom telah meningkat dari sekitar 10 juta pada akhir tahun lalu menjadi 200 juta saat ini. Sebagian besar orang menggunakan layanan gratisnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper