Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona tipe SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 membuat perubahan signifikan bagi penduduk dunia.
Setidaknya, berdasarkan catatan www.worldometers.info, di dunia hingga Rabu (1/4/2020) ada 856.700 kasus Covid-19, 42.092 pasien Covid-19 meninggal, dan 177.048 pasien Covid-19 sembuh. Kasu-kasus Covid-19 itu menyebar di 202 negara.
Ada banyak cara yang dilakukan para pemimpin negara di dunia untuk mengendalikan penularan SARS-CoV-2 demi meredam jumlah pasien meninggal. Betapa tidak, Covid-19 berdampak besar pada kualitas kesehatan manusia yang pada akhirnya merontokkan perekonomian.
Dari berbagai cara yang dilakukan untuk mengatasi wabah Covid-19 ini adalah dengan berdiam di rumah dan bekerja di rumah.
Berikut 10 dampak baik efek wabah Covid-19 pada kehidupan manusia di era modern:
1.Pola Hidup Bersih dan Sehat
Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi.
Pandemi Covid-19 membuat penduduk dunia sekarang rajin cuci tangan untuk mencegah masuknya virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masuk ke dalam tubuh. Pasalnya, virus itu masuk lewat jalur mata, hidung, dan mulut. Seperti diketahui, tangan kerap menyentuh ketiga bagian dari tubuh itu.
Cuci tangan selama 20 detik, dengan benar yakni menggunakan sabun dan air mengalir akan membunuh SARS-CoV-2. Oleh karena itu, sangat disarankan rajin-rajin mencuci tangan.
2. Keluarga Harmonis
Salah satu cara mencegah penularan Covid-19 adalah berada di rumah, dan ini sudah dilaksanaan di berbagai negara dengan kebijakan ‘lockdown’ atau karantina wilayah maupun nasional.
Sebagai efeknya, para siswa dan manusia dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga mahasiswa belajar dari rumah. Demikian juga dengan karyawan, termasuk aparatur sipil negara (ASN) bekerja dari rumah.
Dampaknya, orangtua yang biasanya sibuk bekerja seharian, bisa memiliki waktu lebih banyak bertemu dengan anak dan istri. Demikian juga dengan para pemuda yang semula suka ‘clubbing’ kini lebih banyak waktu di rumah.
3. Tidak Gagap Teknologi
Belajar dan bekerja di rumah membuat orang harus paham teknologi komunikasi tekini. Pasalnya, pada masa pandemi Covid-19 ini, rapat dan pembelajaran dilakukan secara online berupa video conference.
Hal ini memaksa pelajar dan karyawan bisa menggunakan aplikasi yang memungkinkan melakukan tatap muka virtual seperti aplikai Zoom, dan guru pun harus kreatif menghadirkan bahan pelajaran secara daring.
4. Keamanan Lingkungan
Pencegahan penularan Covid-19 dengan berdiam di rumah membuat mobilitas warga terbatas. Kerumunan massa pun dibubarkan dengan menerjunkan aparat polisi.
Selain polisi berkeliling di tingkat RT/RW untuk memantau kerumunan massa pada siang hingga malam hari, pengurus RT/RW pun lebih waspada dengan pendatang ke lingkungan. Satpam di perumahan memasang portal lebih cepat pada malam hari. Biasanya pada pukul 22.00 WIB, kini menjadi pukul 20.00 WIB
5.Konsumsi Vitamin dan Herbal
Di tengah pandemi Covid-19, salah satu cara mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas.
Peningkatan imunitas bisa dilakukan dengan cara mengonsumsi vitamin yang sifatnya meningkatkan daya tahan tubuh, seperti vitamin C dan E. Selain konsumsi vitamin, cara lain meningkatkan daya tahan tubuh adalah dengan berjemur di sinar matahari pada pagi hari selama 15 menit.
Selain itu, bisa mengonsumsi jamu atau herbal yang sudah terbukti secara empiris meningkatkan daya tahan tubuh, misalnya jahe, dan obat herbal vermint.
Vermint berasal dari ekstrak cacing tanah atau Lumbricus rubellus yang sudah diolah dalam bentuk kapsul. Vermint terbukti membantu kesembuhan pasien Covid-19 asal Indonesia di Swedia.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu (GP Jamu) Dwi Ranny Pertiwi yang juga pengembang produk Vermint mengatakan di Tanah Air, penjualan produk jamu kini semakin meningkat akibat wabah Covid-19. Bahkan, menurutnya, khusus untuk produk simplisia atau rempah kering kenaikannya hingga 50 persen dari sebelum munculnya wabah Covid-19.
"Di pasar lokal jamu yang untuk menjaga stamina atau daya tahan tubuh dengan bahan baku utama jahe, kunyit, temulawak juga permintaannya meningkat pesat," katanya.
6. Perusahaan farmasi berusaha menemukan obat Covid-19
Perusahaan farmasi Sanofi dan Regeneron Pharmaceuticals Inc telah memperluas uji klinis obat rheumatoid arthritis - Kevzara - sebagai obat untuk virus corona baru untuk pasien di luar Amerika Serikat.
Perusahaan-perusahaan farmasi itu mengatakan pendaftaran untuk uji coba Kevzara - dari tahap pertengahan hingga akhir - kini telah dimulai di Italia, Spanyol, Jerman, Prancis, Kanada, dan Rusia.
Sementara, uji coba di Amerika Serikat sudah dimulai pekan lalu.
Kevzara merupakan obat pengubah sistem kekebalan yang dikenal sebagai antibodi monoklonal.
Uji coba, yang diharapkan akan mendaftarkan sekitar 300 pasien, akan merekrut pasien yang dirawat di rumah sakit dari beberapa negara yang terdampak parah atau kritis dengan infeksi Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru yang sangat menular.
Para dokter telah melihat bahwa banyak dari mereka yang sakit kritis akibat SARS-CoV-2 mengalami apa yang disebut badai sitokin, yakni gangguan kesehatan yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dan menyerang organ-organ tubuh.
Untuk itu, beberapa peneliti berpikir bahwa obat yang dapat menekan sistem kekebalan, termasuk antibodi monoklonal, mungkin berguna untuk membatasi respons autoimun tersebut.
7. Inovasi Obat Antimalaria
Obat chloroquine yang selama ini dikenal sebagai obat antimalaria ternyata membantu penyembuhan pasien Covid-19 di China.
Penelitian chloroquine atau tepatnya hydroxychloroquine, turunan chloroquine efektif menghambat infeksi SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 secara in vitro berdasarkan penelitian dari Wuhan Institute of Virology dan National Engineering Research Center for the Emergency Drug, Beijing Institute of Pharmacology and Toxicology.
Dikutip dari laporan www.nature.com yang dipublikasi pada 18 Maret 2020, bahwa awalnya para peneliti menguji efektivitas dua obat untuk menghambat infeksi SARS-CoV-2 secara in vitro.
In vitro adalah istilah yang dipakai dalam biologi untuk menyebut kultur suatu sel, jaringan, atau bagian organ tertentu di dalam laboratorium.
Kedua obat itu adalah remdesivir (GS-5734) dan chloroquine (CQ) phosphate. Remdesivir adalah obat yang dikembangkan oleh Gilead Sciences, perusahaan bioteknologi Amerika Serikat.
Chloruquine telah lama digunakan untuk mengobati malaria. Namun, Plasmodium falciparum resisten terhadap chloroquine dan resistensi ini meluas, sehingga dikembangkan obat antimalaria baru sebagai pilihan untuk profilaksis atau pencegahan malaria.
Selain itu, overdosis chloroquine dapat menyebabkan keracunan akut dan kematian. Adapun hydroxychloroquine (HCQ) sulfate, turunan dari chloroquine terbukti jauh lebih sedikit efek racunnya dibanding chloroquine pada hewan. Namun, selain chloroquine, pasien Covid-19 juga diberi vitamin C dosis tinggi dan obat influenza seperti avigan.
8. Berlomba Menemukan Vaksin Covid-19
Perusahaan-perusahaan farmasi global berlomba untuk mengembangkan vaksin dan perawatan pasien Covid-19.
Perusahaan biofarmasi Jepang, Anges Inc., dan Universitas Osaka telah menyelesaikan pengembangan vaksin DNA untuk melawan virus corona baru SARS-CoV-2 dan akan segera mulai mengujinya pada hewan.
Saham Anges melonjak sebanyak 17 persen dalam perdagangan pagi di Tokyo, dibandingkan dengan kenaikan 5,3 persen di pasar yang lebih luas.
Anges, sebuah perusahaan penemuan obat yang diluncurkan dari Universitas Osaka, mengumumkan kolaborasinya dengan universitas itu untuk mengembangkan vaksin virus corona pada 5 Maret.
Vaksin DNA diproduksi menggunakan virus yang tidak aktif dan dapat diproduksi lebih cepat dari vaksin berbasis protein, menurut pernyataan perusahaan.
Takara Bio Co. bertanggung jawab atas produksi vaksin dan teknologi transfer gen Daicel Corp juga digunakan, kata pernyataan itu.
9. Xi Jinping dan Trump Berdamai
Kasus Covid-19 yang terus memuncak, ternyata membuat hubungan AS dan China membaik setelah terjadi ‘perang’ opini antara Beijing dan Washington soal corona.
Presiden China Xi Jinping mengatakan pada Donald Trump dalam percakapan melalui sambungan telepon, Jumat (27/3/2020), bahwa China bersedia untuk membantu AS dalam menghadapi virus corona.
Sebelumnya, Trump dan pejabat tinggi AS lainnya menuduh China kurang transparan terkait virus yang telah menewaskan lebih dari 24.000 orang secara global itu. Tuduhan tersebut membuat China marah.
Dalam sambungan telepon itu, Presiden Xi mengulangi pernyataannya kepada Trump bahwa China telah terbuka dan transparan tentang virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 80.000 orang di tersebut.
Xi menawarkan dukungan kepada Amerika Serikat, yang sekarang memiliki lebih banyak infeksi virus corona atau Covid-19 daripada China.
Trump mengatakan melalui cuitan di akun Twitternya bahwa ia membahas wabah virus corona "dengan sangat rinci" dengan Xi.
10.Tarif Listrik 450 VA Gratis 3 Bulan, 900 VADiskon
Presiden Joko Widodo menjanjikan stimulus untuk tarif listrik guna meredam dampak ekonomi akibat Covid-19 di Indonesia. Pemerintah akan membebaskan biaya untuk pelanggan listrik 450 VA selama 3 bulan ke depan.
“Perlu saya sampaikan untuk pelanggan listrik 450 VA, yang jumlahnya sekitar 24 juta pelanggan akan digratiskan selama 3 bulan ke depan, yaitu April, Mei, dan Juni 2020,” katanya melalui video conference dari Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020).
Selain itu, bagi pelanggan listrik 900 VA akan mendapatkan keringanan berupa potongan harga sebesar 50 persen selama periode yang sama. Saat ini jumlah pelanggan memakai listrik 900 VA sekitar 7 juta pelanggan.
Jokowi berulang kali menyampaikan bahwa virus corona bukan hanya memberikan dampak kesehatan bagi negara yang terinfeksi. Namun juga menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan.
11.Harga Sewa Perkantoran Lebih Bersahabat
Diterpa wabah Covid-19, banyak pemilik properti perkantoran yang berupaya untuk melindungi hubungannya dengan penyewa jangka panjang di tengah banyaknya pemilik properti yang berkompetisi memberikan berbagai gimmick agar makin menarik.
Riset Cushman & Wakefield di Asia Pasifik menyebutkan bahwa di masa seperti ini, pasar justru akan lebih bersahabat dengan para pengisi properti. Posisi tawar calon tenant akan lebih tinggi demi membuat properti
Pertumbuhan sewa kantor Grade A di pusat bisnis (CBD) diperkirakan masih akan bergerak mendatar dalam waktu dekat lantaran adanya wabah Covid-19 yang mengganggu rantai pasokan di seluruh sektor di seluruh dunia.
Namun, kondisi seperti ini justru dinilai bakal memberikan keuntungan bagi para calon tenant yang mencari kesempatan untuk bisa menempati gedung yang kualitasnya lebih baik dan melakukan kesepakatan sewa jangka panjang di lokasi favorit.
Di Singapura, meskipun kepercayaan diri pasar global tengah goyah karena terancam resesi, para pemilik properti perkantoran di sana masih tetap bisa bertahan karena tingkat kekosongan yang rendah ditambah dengan minimnya jumlah pasok yang masuk.
Tambahan proyek perkantoran baru di Singapura rata-rata hanya 700.000 kaki persegi dan baru akan rampung sekitar 2020 sampai 2021. Jumlah ini 42 persen lebih rendah dari rata-rata tambahan pasok per tahun sebanyak 1,2 juta kaki persegi sedekade lalu.
Minimnya tambahan pasok kemungkinan akan mereda pada 2022 dengan adanya tambahan lahan 1,9 juta kaki persegi dari pengembang Guoco Midtown di Central Boulevard Towers.
Cushman & Wakefield memperkirakan bahwa keterbatasan tambahan pasokan di kota lain seperti di Taipei dan Ho Chi Minh City tidak akan terlalu terdampak wabah Covid-19.
Di Singapura, permintaan ruang perkantoran sudah mengalami penurunan karena minimnya bujet perusahaan untuk melakukan relokasi dan ekspansi. Merujuk pada kondisi terkini, harga sewa perkantoran di Singapura diperkirakan baru bisa kembali naik setelah 2021.