Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Blacklist AS, Keuntungan Huawei 2019 Naik 5,9 Persen

Kampanye Trump untuk menutup akses penjualan peralatan dan telepon Huawei menyebabkan penjualan di Asia-Pasifik turun 13,9 persen. Namun, secara total, keuntungan Huawei naik 5,9 persen.
Logo Huawei/REUTERS-Edgar Su
Logo Huawei/REUTERS-Edgar Su

Bisnis.com, JAKARTA - Huawei Technologies Co. melaporkan kenaikan pendapatan sepanjang 2019, meskipun ada upaya berkelanjutan dari AS untuk membatasi bisnisnya di panggung global.

Perusahaan teknologi terbesar China itu mencatatkan pertumbuhan keuntungan sebesar 5,6 persen bersamaan dengan peningkatan pendapatan hampir seperlima menjadi US$123 miliar pada tahun lalu.

"Tingkat pertumbuhan pendapatan diperkirakan sama dengan tahun sebelumnya, yang menunjukkan bahwa pengawasan dan sanksi berkepanjangan dari Washington tidak efektif untuk menahan bisnis perusahaan," seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (31/3).

Meski demikian, bisnis Huawei tetap terdampak oleh tahun yang penuh gejolak, karena pangsa pasar globalnya menyempit sehingga mereka harus mengoptimalkan pasar domestik.

Keuntungan perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini meningkat menjadi 62,7 miliar yuan, tetap lebih lambat dari laju pertumbuhan pada 2018.

Kampanye pemerintahan Trump dalam mendapatkan dukungan sekutu seperti Jepang dan Australia untuk menutup akses penjualan peralatan dan telepon Huawei menyebabkan penjualan di Asia-Pasifik turun 13,9 persen.

Pada kuartal IV/2019 saja, ketika AS melarang penjualan ponsel Android dengan layanan seluler Google, Huawei mengirim sekitar 55 juta perangkat.

Dari 240 juta pengiriman ponsel Huawei dan Honor, 6,9 juta perangkat di antaranya memiliki jaringan nirkabel generasi kelima (G5), Huawei merupakan pemimpin di bidang ini.

Bertentangan dengan peringatan dari anggota parlemen dan diplomat Amerika, banyak negara Eropa seperti Inggris dan Swiss memilih untuk menggunakan teknologi Huawei dalam membangun jaringan 5G mereka.

Inggris dan Jerman di sisi lalin, sama-sama menggemakan kekhawatiran AS tentang seberapa jauh Huawei dapat dipercaya dengan infrastruktur utama teknologi informasi di masa depan, tetapi hal itu tidak ditanggapi dengan pemberlakuan larangan langsung.

Proyek konstruksi jaringan 5G China yang ambisius, yang dimulai pada paruh kedua tahun lalu, membantu Huawei mengatasi badai ekonomi global dan mempertahankan bisnis intinya.

Sebelumnya, Pendiri Huawei Ren Zhengfei awalnya memperkirakan bahwa blacklist yang diberlakukan AS pada Mei 2019 dapat menghapus US$30 miliar dari pendapatan tahunan dan mengancam kelangsungan hidup perusahaannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper