Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tokyo Serukan Warganya Tak ke Tempat Hiburan karena Kondisi Darurat Corona

Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan bahwa 14 juta warganya harus menghindari kunjungan ke bar dan restoran hingga setidaknya 12 April mendatang. Para pejabat medis senior juga meminta pemerintah untuk menyatakan keadaan darurat sebelum terlambat.
Gunung Fuji menjadi latar bangunan di Tokyo, Jepang./ Akio Kon - Bloomberg
Gunung Fuji menjadi latar bangunan di Tokyo, Jepang./ Akio Kon - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Tokyo, Jepang mengambil langkah tegas untuk membendung peningkatan jumlah kasus virus corona baru atau COVID-19 yang terus mengalami peningkatan beberapa hari terakhir.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan bahwa 14 juta warganya harus menghindari kunjungan ke bar dan restoran hingga setidaknya 12 April mendatang. Para pejabat medis senior juga meminta pemerintah untuk menyatakan keadaan darurat sebelum terlambat.

Jepang sejauh ini terus berupaya menekan laju penyebaran COVID-19, tetapi belakangna terjadi peningkatan kasus di Tokyo. Sayangnya masih belum jelas dari mana sumber infeksi itu berasal, ini telah menelan korban termasuk Ken Shimura yang merupakan komedian kondang di negeri Sakura.

“Jika kita menunggu sampai ada peningkatan infeksi sebelum mengumumkan keadaan darurat, itu akan terlambat,” kata Satoshi Kamayachi, anggota dewan eksekutif di Japan Medical Association seperti dikutip The Guardian, Selasa (31/3).

Sementara itu Koike yang pada awal bulan ini juga telah memperingatkan warganya untuk tidak berkumpul dalam rangka tradisi Hanami, mengatakan bahwa langkah-langkah ini diambil untuk memutus rantai penyebaran virus.

“Jumlah infeksi terus meningkat dari minggu lalu dan kami berada di saat yang penting, itu akan menentukan apakah kita dapat meminimalkan jumlah infeksi lebih lanjut,” tandasnya.

Sejauh ini, Tokyo telah melaporkan 13 kasus baru pada Senin (30/3), dibandingkan dengan rekor hari sebelumnya yakni 68 orang dalam sehari. Total infeksi di pusat Jepang itu telah berjumlah 443 kasus, tertinggi di negaranya.

Adapun, juru bicara pemerintah Jepang Yoshihide Suga menepis spekulasi bahwa perdana menteri Shinzo Abe akan mengumumkan keadaan darurat, “Tidak benar bahwa pemerintah berencana mengumumkan keadaan darurat mulai 1 April,” ujarnya.

Hal ini menjawab tanggapan sejumlah seruan gubernur di Jepang yang meminta pemerintah mendeklarasikan keadaan darurat seperti di Osaka, yang memiliki jumlah kasus tertinggi kedua di Jepang.

Sementara itu, berdasarkan data Worldometer secara keseluruhan Jepang telah mencatatkan jumlah kasus positif corona sebanyak 1.953 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 56 kasus dan jumlah pasien sembuh sebanyak 424 kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Syaiful Millah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper