Bisnis.com, JAKARTA – Seorang karyawan Amazon dipecat setelah memimpin aksi mogok di tengah meningkatnya kekhawatiran seputar penyebaran virus corona (Covid-19).
Chris Smalls, karyawan gudang Amazon.com di Stated Island, New York, mengatakan perusahaan memecatnya setelah ia memimpin aksi mogok karyawan yang dipicu kekhawatiran mengenai keselamatan mereka.
“Tindakan ini membuat saya kehilangan pekerjaan. Karena saya mencoba membela sesuatu yang benar, perusahaan memutuskan untuk melakukan pembalasan,” ujar Smalls pada Senin (30/3/2020), seperti dilansir dari Bloomberg.
Sekelompok pekerja di gudang Staten Island mangkir kerja pada Senin untuk menuntut Amazon menutup fasilitas tersebut agar dilakukan sanitasi. Mereka menuding pihak manajemen tidak responsif terhadap masalah keselamatan dan penyebaran virus corona.
Mereka mengatakan sejumlah rekan mereka di tempat itu didiagnosis positif terjangkit Covid-19. Kabarnya ada lebih dari 60 pekerja berpartisipasi dalam protes tersebut.
Pihak Amazon sendiri telah membenarkan perihal pemecatan Smalls. Oleh perusahaan, pria tersebut dinilai melanggar peraturan keselamatan, termasuk gagal mematuhi masa karantina selama 14 hari setelah terpapar seorang karyawan yang dikonfirmasi dengan kasus Covid-19.
Baca Juga
“Smalls menerima banyak peringatan karena melanggar pedoman jarak sosial dan membahayakan keselamatan orang lain,” terang Amazon dalam sebuah pernyataan.
“Dia diminta untuk tinggal di rumah dengan upah selama 14 hari, langkah yang kami ambil di seluruh lokasi kami di seluruh dunia. Meski ada instruksi untuk tinggal di rumah dengan bayaran, dia tetap datang ke lokasi hari ini, 30 Maret, dan membahayakan keselamatan tim,” paparnya.
Amazon juga membantah jumlah pekerja yang turut serta dalam protes itu. Aksi ini dikatakan hanya diikuti 15 orang di antara lebih dari 5.000 karyawan di gudang Staten Island.
"Seperti halnya semua bisnis yang bergulat dengan pandemi virus corona saat ini, kami berupaya keras untuk menjaga seluruh karyawan tetap aman sembari melayani masyarakat dan pihak paling rentan," tambah Amazon.
Di sisi lain, Smalls menyebut klaim perusahaan itu 'konyol' dan mengatakan ia mendapat pembalasan karena tindakannya. Undang-undang Federal sendiri melindungi hak karyawan untuk terlibat dalam aksi kolektif, termasuk mogok kerja, guna memprotes kondisi kerja.
"Saya masih akan terus berjuang untuk orang-orang di dalam gedung itu," katanya.