Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menristek Realokasi Dana Rp20 Miliar untuk Percepatan Penelitian Terkait Covid-19

Pada tahapan pertama, katanya, Kemenristek/BRIN telah mengucurkan dana sebesar 20 miliar.
Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan pidato pada acara yang diselenggarakan Indonesia dan Denmark di sela-sela HLPF dengan tema Youth and the SDGs: from Local Roots to Global Community, di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis (20/7)./ANTARA-Hidayat
Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan pidato pada acara yang diselenggarakan Indonesia dan Denmark di sela-sela HLPF dengan tema Youth and the SDGs: from Local Roots to Global Community, di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Kamis (20/7)./ANTARA-Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) membentuk Konsorsium Covid-19 yang terdiri dari sejumlah lembaga Litbangjirap, perguruan tinggi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan serta para peneliti diaspora Indonesia di luar negeri untuk bersinergi menghasilkan kajian dan inovasi ihwal percepatan penanganan penyebaran Covid-19.

“Konsorsium ini sedang bekerja keras untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat penyakit Covid-19 di antaranya dengan menemukan alat deteksi atau diagnosis, suplemen, obat, dan vaksin untuk pasien Covid-19,” jelas Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro dalam video konferensi virtual kepada awak media, Jakarta, pada Kamis (26/3/2020).

Bambang menjelaskan kegiatan konsorsium ini didukung oleh Kemenristek/BRIN melalui skema realokasi anggaran belanja rutin perjalanan dinas. Pada tahapan pertama, katanya, Kemenristek/BRIN telah mengucurkan dana sebesar 20 miliar.

“Anggaran itu diperuntukkan untuk penelitian rapid test, jambu biji, obat, alat pelindung diri dan vaksin, di samping kajian epidemologi,”ujarnya.

Kendati demikian, ia menuturkan, untuk kebutuhan lain seperti hand sanitizer dan sterilization chamber (tenda sterilisasi) bakal ditambahkan beberapa anggaran yang akan direalokasi sesuai dengan kebutuhan.

“Ada target jangka pendek, menengah dan panjang yang harus dicapai,”ucapnya.

Prioritas Jangka Pendek

Prioritas jangka pendek yang berfokus pada penelitian dan kajian sistematik terhadap berbagai aspek dari Covid-19, termasuk di dalamnya penelitian terkait tanaman herbal yang berpotensi untuk mencegah Covid-19. Selain itu mencakup juga pengembangan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, hand sanitizer, tenda sterilisasi serta pengkajian terhadap sediaan bahan alami sebagai peningkatan imun tubuh.

Prioritas jangka menengah berfokus pada pengembangan dan pengkajian tes cepat untuk Covid-19 untuk deteksi awal maupun deteksi akhir; pengembangan suplemen, multivitamin, dan immune modulator dari berbagai tanaman Indonesia, salah satunya jambu biji; pengembangan robot layanan untuk ruangan dengan infeksi yang tinggi, smart infusion pump untuk memasukkan obat dalam tubuh pasien serta pengembangan lainnya.

Prioritas Jangka Panjang yang berfokus pada pengkajian dan pengembangan obat dan vaksin, termasuk avigan, chloroquine, kina.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanggulangan Virus Corona atau Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan saat ini pemerintah pusat telah menyalurkan 125.000 kit untuk pemeriksaan cepat kepada 34 provinsi.

“Pelaksanaan tes tentunya nanti akan didesentralisasikan di semua fasilitas kesehatan yang ada di wilayah itu,” kata Yuri saat memberi keterangan pers ihwal percepatan penanganan virus Covid-19 di Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Selasa (24/3/2020).

Jumlah kasus infeksi virus corona mengalami penambahan 105 dari semula 685 menjadi total 790 kasus. Adapun pasien yang sembuh tercatat mencapai 31 orang.

Sementara itu angka kematian bertambah 3 pada hari Rabu (25/3/2020) menjadi 58.

"Total kasus positif sebanyak 790, sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit 31 orang, kemudian kasus meninggal ada 58 orang," ujar Yurianto, dalam keterangan persnya, Rabu (25/3/2020).

Yuri mengatakan penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 105 kasus per 25 Maret, merupakan hasil dari pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction), bukan rapid test atau tes cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper