Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Morgan Stanley mengatakan pandemi virus corona akan menimbulkan resesi yang lebih dalam bagi ekonomi AS daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Paman Sam pada kuartal II/2020 tersebut diperkirakan akan turun hingga 30 persen.
Kurang dari seminggu sejak memperkirakan kontraksi 4 persen pada April hingga Juni, ekonom Morgan Stanley yang dipimpin Ellen Zentner mengatakan lembaga itu mengantisipasi penurunan yang lebih curam. Pengangguran AS diprediksi mencapai rata-rata 12,8 persen dan konsumsi akan turun 31% pada kuartal tersebut.
"Aktivitas ekonomi AS hampir berhenti pada Maret. Ketika langkah-langkah social distancing meningkat di sejumlah besar area dan ketika kondisi keuangan semakin ketat, efek negatif pada pertumbuhan PDB jangka pendek menjadi jauh lebih besar," tulis Morgan Stanley dalam laporannya yang dilansir Bloomberg, Senin (23/3/2020).
Tim Morgan Stanley memperkirakan PDB akan turun 2,4 persen pada kuartal pertama tahun ini, tetapi akan mulai pulih pada kuartal ketiga. Secara keseluruhan, mereka memproyeksikan ekonomi AS berkontraksi 2,3 persen pada kuartal keempat 2020 dan menjadikan pertumbuhan global setahun penuh turun menjadi hanya 0,3 persen.
Di tempat lain, JPMorgan Chase & Co. mengatakan pekan lalu bahwa PDB AS akan menyusut 14 persen pada periode April-Juni dan Goldman Sachs Group Inc. melihat penurunan 24 persen. Bloomberg Economics memprediksi penurunan 9 persen.
Baca Juga
Sementara itu, Presiden Federal Reserve Bank St. Louis James Bullard memperkirakan tingkat pengangguran dapat mencapai 30 persen pada kuartal kedua karena penutupan untuk memerangi virus corona, dengan penurunan 50 persen yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam PDB.
Perkiraan tersebut muncul ketika para ekonom memperingatkan bahwa dunia sudah dalam resesi yang pertama sejak kontraksi 0,8 persen pada 2009.
Bagi China, sebagian besar lembaga ekonom itu memprediksi pukulan terburuk pada kuartal pertama. JPMorgan Chase telah menandai penurunan 40 persen pada produk domestik bruto China pada kuartal pertama dari tiga bulan sebelumnya, kontraksi terbesar dalam setidaknya 50 tahun.
Pejabat China, termasuk Perdana Menteri Li Keqiang mengklaim bahwa wabah sudah terkendali dan ekonomi kembali bergulir sehingga optimisme bisa dibangun kembali.
"Indikator ekonomi kemungkinan akan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kuartal kedua dan ekonomi China akan kembali ke level potensialnya dengan cepat," kata Wakil Gubernur People's Bank of China Chen Yulu.