Bisnis.com, JAKARTA -- Sebuah perusahaan farmasi produsen Choloroquine di AS pada akhir 2019 lalu sempat menaikkan harga hingga dua kali lipat, namun kini mereka memangkas harga hingga setengahnya di tengah upaya untuk mencari penawar pandemi virus corona.
Choloroquine atau klorokuin, pengobatan yang digunakan untuk pasien menderita malaria, belakangan ini banyak dicari peneliti seluruh dunia setelah diklaim memiliki potensi untuk menangani Covid-19.
Dilansir melalui STAT, data dari perusahan analitik Elsevier melaporkan bahwa Rising Pharmaceuticals, perusahaan obat asal New Jersey, menaikkan harga tablet fosfat klorokuin hingga 98 antara antara Desember 2019-Januari 2020, di mana harga tablet 250-miligram naik dari US$3,87 menjadi US$7,66.
Kenaikan harga ini terjadi beberapa bulan sebelum virus corona merebak dan menjadi pandemi global, serta sebelum para dokter dan ilmuwan yakin bahwa obat ini dapat terbukti sebagai pengobatan yang efektif.
"Setelah isu ini [virus corona] merebak dan menjadi sebuah pandemi, kami melakukan pemotongan harga seperti pada 2015 silam untuk semua konsumen," ujar COO Rising Pharmaceuticals Ira Baeringer, seperti dikutip melalui STAT News, Jumat (20/3).
Pada konferensi pers kemarin, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa obat itu dapat menangani virus corona, dia bahkan mengatakan bahwa pengobatan ini disetujui meskipun secara eksklusif digunakan untuk menyembuhkan malaria.
Komisioner Administrasi Makanan dan Obat-obatan Stephen Hahn, memberikan pernyataan yang berkontraksi dengan pendapat presiden, dia mengatakan bahwa analisis kemanjuran suatu obat untuk mengatasi virus corona harus dilakukan melalui uji coba klinis.
Klorokuin fosfat diproduksi sebagai obat anti malaria sejak akhir 1940-an.
Namun dalam beberapa bulan terakhir klorokuin menunjukkan potensi untuk merawat pasien virus corona dan penyakit saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus tersebut yang dikenal sebagai Covid-19.
Meski dengan penemuan ini dan meningkatnya minat terhadap klorokuin, Baeringer menegaskan bahwa Rising Pharmaceuticals tidak memasarkan obat ini sebagai obat untuk Covid-19.
Baeringer mengatakan kenaikan harga awal terjadi setelah perusahaan melakukan investasi yang signifikan dalam meningkatkan kapasitas, dan merupakan respons terhadap volume yang kecil dan dengan cepat menurun di pasar.