Bisnis.com, JAKARTA - Ketika dunia berjuang untuk mengatasi penyebaran virus corona yang bergerak cepat, Hong Kong dianggap berhasil mengendalikan kondisi ini setelah diserang virus serupa pada 2003.
Pemerintah Hong Kong dengan cepat menerapkan langkah-langkah pembatasan sosial (social distancing), yang saat ini banyak diperdebatkan di seluruh dunia, sebagian karena tekanan dari pekerja medis agar perbatasan dengan daratan China segera ditutup pada awal wabah merebak.
Dilansir melalui Bloomberg, sebagian besar pembatasan Hong Kong diberlakukan sejak akhir Januari, ketika kota ini hanya memiliki sedikit kasus.
Hingga Senin (16/3), Hong Kong hanya memiliki total 157 kasus infeksi virus corona, termasuk mereka yang kembali dari kapal pesiar Diamond Princess, dan hanya empat kematian.
Sebaliknya, Korea Selatan tidak mulai mengambil tindakan sampai 23 Februari 2020, ketika ratusan orang sudah terinfeksi. Sekarang sudah ada lebih dari 8.100 orang terinfeksi dan 75 kematian di negeri ginseng.
Nicholas Thomas, seorang profesor di City University of Hong Kong, pengalaman Hong Kong dengan SARS, yang membunuh hampir 300 orang dan menyebabkan lebih dari 1.700 orang terinfeksi, berdampak pada psikologi populasi kota.
Baca Juga
Orang-orang mengenakan masker bedah dan menghindari kegiatan sosial sejak awal wabah, sebuah praktik yang berlanjut lebih dari enam pekan kemudian.
"Pembatasan sosial adalah salah satu alasan mengapa kami dapat menjaga agar kasus infeksi virus tetap rendah, karena sikap dan kesadaran masyarakat nampaknya telah menggerakkan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah penanganan," ujar Thomas, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (17/3).
Pembatasan sosial dapat menjadi bagian penting dari upaya untuk menekan penyebaran virus di samping langkah pertahanan lainnya.
Peneliti medis memperkirakan China dapat mengurangi jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi sebanyak 95% jika pemerintah telah menerapkan intervensi nonfarmasi, dari karantina, isolasi hingga pembatasan sosial, tiga pekan lebih awal dari yang mereka terapkan.
Pemerintah dianjurkan untuk melakukan tes guna mengidentifikasi dan mengkarantina orang yang terinfeksi dan orang-orang yang pernah melakukan kontak dengan mereka, serta mengurangi kasus penularan dari luar negeri.
Benjamin Cowling, seorang profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong mengatakan, begitu wabah telah terjadi dan lebih sulit untuk dilacak, pembatasan sosial akan menjadi strategi kunci.
Diperlukan tingkat kesadaran tinggi dengan menutup sekolah, bekerja dari rumah dan secara sukarela menghindari daerah ramai untuk menekan penyebaran virus agar tidak meluas.