Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan melakukan tes virus corona. Sementara itu, sejumlah pejabat pemerintahannya berencana menjalani karantina seiring dengan jumlah kasus infeksi yang terus meningkat di negara ini.
Gubernur bank sentral Filipina (Bangko Sentral ng Pilipinas/BSP) Benjamin Diokno, Menteri Keuangan Carlos Dominguez, dan Menteri Transportasi Arthur Tugade menyatakan akan dikarantina setelah bertemu dengan seseorang yang terinfeksi corona.
Diokno berencana untuk berpartisipasi dari jarak jauh dalam rapat penetapan suku bunga yang dijadwalkan pada 19 Maret 2020. “
“Tidak ada pertemuan di luar siklus yang direncanakan. Kita memiliki teknologi,” ujar Diokno, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (12/3/2020).
Dalam pernyataan terpisah, kantor BSP, departemen keuangan, Senat, dan Asian Development Bank di Filipina akan ditutup mulai hari ini untuk tujuan desinfektan. Namun, operasi pasar terbuka dan settlement di BSP, serta layanan penarikan tunai bank akan berlanjut seperti biasa.
Pada Rabu (11/3/2020), Departemen Kesehatan menyatakan pasien ke-2 virus corona telah meninggal dunia dari 52 kasus yang terkonfirmasi di Filipina.
Baca Juga
Sementara itu, juru bicara presiden, Salvador Panelo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Duterte tidak memiliki gejala Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Meski demikian, Duterte telah memilih untuk melakukan tes virus corona.
“Satuan tugas antarlembaga tentang penyakit menular yang muncul akan mengadakan pertemuan pada Kamis untuk membahas langkah-langkah mendesak,” ntutur Panelo.
Setidaknya dua senator juga akan melakukan isolasi setelah seorang tamu pada sidang 5 Maret dikonfirmasi terjangkit virus corona. Tidak dapat dengan mudah diverifikasi apakah Diokno, menteri-menteri kabinet, dan para senatornya terpapar pada orang yang sama.
Menyusul kabar tersebut, indeks saham acuan Filipina anjlok 9,7 persen, penurunan tertajam sejak Oktober 2008. Adapun nilai tukar peso melemah 0,6 persen menjadi 50,85 per dolar AS.
“Pasar dalam mode risk-off. Sudah saatnya mata uang melemah sejalan dengan pelemahan mata uang regional,” ujar D'Angelo Co, dealer valuta asing di Rizal Commercial Banking Corp., Manila.