Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah serangan roket menghantam pangkalan militer Irak tempat pasukan AS dan tentara koalisi berada, kata seorang pejabat senior AS yang tidak mau disebutkan namanya.
"Kami dengan cermat mengikuti situasi di Kamp Taji," kata pejabat itu seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (12/3/2020).
Dia mengatakan masih mempelajari dampak dari serangan itu.
Sebelumnya media AS, mengutip sumber-sumber resmi, menyatakan bahwa seorang tentara AS dan seorang tentara Inggris termasuk di antara tiga orang yang tewas.
Mereka juga mengatakan seorang kontraktor AS juga terbunuh. Akan tetapi laporan-laporan itu belum dikonfirmasi.
Serangan roket itu adalah yang ke-22 terhadap kepentingan militer AS di negara itu sejak akhir Oktober, kata seorang komandan militer Irak.
Baca Juga
Kolonel Angkatan Darat AS Myles Caggins, juru bicara militer AS di Irak, mengatakan di Twitter bahwa lebih dari 15 roket kecil menghantam pangkalan itu tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara, seorang pejabat AS mengatakan akan lebih banyak informasi akan diberikan kemudian dalam pengumuman resmi.
Kamp Taji, yang terletak di utara Baghdad, telah digunakan sebagai basis pelatihan selama beberapa tahun. Ada sebanyak 6.000 tentara AS di Irak yang melatih dan menjadi konsultan pasukan Irak dalam melakukan misi kontraterorisme.
Serangan roket sebelumnya yang menargetkan tentara AS, diplomat, dan fasilitas di Irak, telah menewaskan seorang kontraktor AS dan seorang prajurit Irak. Tidak ada yang mengklaim serangan itu, tetapi Washington menuduh faksi pro-Iran bertanggung jawab.
Adapun Theguardian.com melaporkan dua orang tentara AS dan seorang tentara Inggris tewas dan 11 lainnya luka-luka akibat serangan roket tersebut.
Serangan udara itu dilaporkan terjadi di daerah perbatasan Irak-Suriah yang digunakan sebagai pangkalan oleh milisi yang didukung Iran.
Kejadian itu meningkatkan kekhawatiran putaran eskalasi baru AS-Iran yang membawa negara-negara itu dekat dengan perang seperti terjadi pada Januari.