Bisnis.com, BANTUL - Rawa Kalibayem yang berada di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul terus dipercantik. Salah satunya adalah dengan pemasangan paving blok dan patung Semar Seto di sekitar rawa yang diresmikan Bupati Bantul Suharsono, Kamis (27/2/2020).
Bagi kalangan militer, khususnya angkatan laut, Rawa Kalibayem yang berada di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul memiliki nilai sejarah yang besar. Betapa tidak, pada 1947-1948, di area seluas sekitar dua hektare tersebut pernah menjadi tempat uji coba kapal selam pertama milik Indonesia.
“Sejarah itu sudah diakui dari Museum TNI Angkatan Laut di Surabaya, Kalibayem merupakan tempat uji coba kapal selama pertama Indonesia. Kapal yang diujicobakan itu kemudian disita Belanda,” kata Kepala Desa Ngestiharjo, Fathoni Aribowo saat ditemui di Rawa Kalibayem, Kamis (27/2/2020).
Bukti sejarahnya, imbuh dia, adalah dengan ditemukannya sejumlah benda seperti granat, peluru, kapal berukuran sekitar 125 x 90 sentimeter, torpedo, dan pemberat kapal, saat bendungan Kalibayem ambrol pada Februari 2003 lalu.
Rawa Kalibayem diyakini pula sebagai sumber airnya pesanggrahan Ambarbinangun atau tempat peristirahatan keluarga Kraton pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII.
Dia mengaku pemerintah desa (pemdes) memang sudah lama menghendaki adanya penataan Rawa Kalibayem. “Tentu saja, penataan yang tidak asal-asalan, apalagi ini kaitannya dengan tempat yang memiliki nilai sejarah yang berkaitan dengan pesanggrahan Ambarbinangun,” ucap dia.
Dengan ditata, pemdes berharap nantinya Rawa Kalibayem bisa bermanfaat sebagai ruang publik yang nyaman bagi masyarakat sekaligus sebagai destinasi wisata baru. Untuk penataan di area yang menjadi pembatas antara dua dusun di Desa Ngestiharjo, yakni Dusun Sidorejo dan Sonopakis Kidul tersebut, dibutuhkan dana sekitar Rp10 miliar.
Saat ini ia bersama Pemda DIY tengah mencari investor yang siap membangun sejumlah fasilitas rekresasi sekitar Rawa Kalibayem. “Desain sudah ada, kami sedang mencari investornya. Kebutuhan anggarannya tergantung dari besar kecilnya penataan nanti. Tetapi tahap awal bisa sekitar Rp5 miliar-Rp10 miliar,” ujar Fathoni.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Ngestiharjo, Murdianto menjelaskan air di Rawa Kalibayem disuplai oleh aliran dari Sungai Bedog. Saat ini kondisi rawa masih dipenuhi dengan tanah dan tanaman eceng gondok. Sebagian sudah dibersihkan untuk bagian sekitar bendungan.
“Sebenarnya untuk pemancing sudah tiap hari datang karena rawa ini banyak ikannya. Sebenarnya bisa lebih ramai lagi kalau ditata dan banyak fasilitas bermain dan sarana olahraga. Kalau ramai, warga juga semangat untuk menjajakan kuliner, jadi banyak warga yang diberdayakan,” ucap dia.
Bupati Bantul Suharsono menyambut baik upaya Pemdes Ngetsiharjo mengangkat Rawa kalibayem menjadi destinasi wisata. Ia mengamini rawa dapat menjadi objek wisata yang menarik dikunjungi wisatawan sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa. “Saya berharap di Rawa Kalibayem juga berkembang sebagai salah satu ruang publik yang akan banyak dimanfaatkan warga,” kata dia.
Dia meminta Pemdes Ngestiharjo untuk segera mengusulkan anggaran pembangunan sarana dan prasarana pendukung wisata Rawa Kalibayem melalui instansi terkait agar masuk penganggaran di tahun depan.