Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan inovasi masih menjadi kendala di Indonesia. Salah satu faktor utamanya adalah minimnya sumber daya manusia (SDM) berkualitas.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan dari segi jumlah dan kualitas, SDM di Indonesia masih belum memenuhi standar jika dibandingkan dengan negara maju.
“Kita bicara mengenai peneliti berkualifikasi S3, rasio SDM peneliti terhadap jumlah penduduk, ditambah dengan produktivitas dari penelitinya sendiri,” katanya di Gedung BPPT, Senin (24/2/2020).
Alhasil, kondisi ini membuat pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - Ma`ruf Amin akan fokus pada pengembangan SDM dalam lima tahun ke depan. Menristek menyebut akan serius membenahi perkara ini.
Pemerintah menyebut jumlah peneliti Tanah Air masih kalah dibandingkan negara Asean. Saat ini Indonesia hanya memiliki 89 peneliti per juta penduduk. Sedangkan Vietnam memiliki 673 peneliti per juta penduduk.
“Di komunitas ristek, kita juga harus sangat serius membenahi SDM di bidang ristek sebagai sumber lahirnya inovasi di kemudian hari,” ujarnya.
Baca Juga
Di sisi lain, pengembangan SDM mulai ditangani oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kepala BPPT, Hammam Riza, menyebut lembaganya telah menyiapkan program pendidikan bergelar doktoral, magister maupun non-gelar badan tersebut.
“Untuk pendidikan gelar S3 kami menargetkan 16,4 persen dan untuk S2 sebanyak 34,4 persen dari total 2929 SDM BPPT hingga 2024,” terangnya.
Sementara itu, terkait pendidikan non-gelar, BPPT bekerja sama dengan Institute Teknologi Bandung (ITB) mencanangkan program peningkatan kualitas SDM dalam bidang Arificial Intelligence (AI) multidisiplin.
Beberapa langkah itu dinilai sebagai kesiapan menghadapi era industri 4.0. Upaya ini juga diyakini menjadi loncatan pembangunan nasional di segala bidang.