Bisnis.com, JAKARTA – Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mengakui stres berat secara psikis dan fisik ketika melalui proses perceraian dengan Veronica Tan pada 2018 silam hingga membuat tensi darahnya turun.
Dalam acara peluncuran buku ‘Panggil Aku BTP: Perjalanan Psikologis Ahok di Mako Brimob’, Ahok membeberkan bahwa perceraian dengan mantan istrinya, Veronica Tan adalah proses yang paling berat selama berada di dalam penjara.
Ahok menyatakan, sebagai peranakan Tionghoa dia dididik dengan keyakinan bahwa perceraian dalam hal yang memalukan. Ahok pun mengatakan, kultur yang mengakar dalam kehidupan orang Tionghoa itu kerap membuat sejumlah keluarga yang sebenarnya sudah krisis namun tetap bertahan dan menolak perceraian.
Selain menyandang identitas sebagai peranakan Tionghoa, Ahok yang kini ingin disebut BTP juga beragama Kristen. Sementara, dalam ajaran Kristiani juga menolak perceraian. Kondisi itu diperparah karena Ahok merasa terasingkan.
“Saya jadi stres. Reputasi saya rusak, dan orang gereja juga menghakimi saya. Seolah-olah saya pendosa,” ungkap Ahok di Gedung Tempo, Senin (17/2/2020).
Lebih lanjut dia pun menceritakan, pada masa itu jika dia tidak bercerai, keluarga yang dibina pun tetap telah melanggar hukum Allah. Dalam pergumulan itu, tensi Ahok pun sempat drop.
“Maka sebetulnya tensi saya itu sampai drop 70/50, perceraian ini paling merugikan. Saya tidak bisa terima tetapi kita harus belajar,” ujar Ahok.
Dia menambahkan, fase berat dalam hidup itu pun dia lalui dengan mengikhlaskan segalanya. Dia menegaskan kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak hidup untuk melulu memberi kesan positif pada orang lain dan lupa menjadi diri sendiri.
“Saya hidup bukan untuk impress orang. Jadi be myself. Itu juga salah satu pikiran saya buat buku jilid berikutnya tentang perjalanan spiritual Ahok jadi seri kedua,” sambungnya.
Kehidupan rumah tangga Ahok dan Veronica Tan mulai diterpa isu negatif pada akhir 2017. Pada 5 Januari 2018, Ahok pun akhirnya melayangkan gugatan cerai kepada Veronica Tan.