Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa e-commerce asal China, Alibaba Group Holding Ltd., memperingatkan bahwa wabah virus Corona (Covid-19) akan berdampak pada pertumbuhan pendapatannya untuk kuartal saat ini.
Alibaba, korporasi teknologi pertama yang akan merilis laporan kinerja keuangannnya sejak epidemi tersebut merebak pada Januari, mengatakan wabah virus Corona telah menggerogoti produksi dalam ekonomi karena banyak pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan mereka.
Wabah ini juga telah mengubah pola pembelian dalam masyarakat. Banyak konsumen mengurangi pengeluaran diskresioner, termasuk perjalanan dan restoran.
Peringatan itu disampaikan setelah Alibaba melaporkan kinerja keuangan yang kuat untuk kuartal yang berakhir pada Desember 2019.
Raihan pendapatan perusahaan melampaui ekspektasi dengan melonjak 38 persen menjadi 161,5 miliar yuan (US$23,1 miliar), sementara laba bersih meningkat 58 persen menjadi 52,3 miliar yuan.
Meski demikian, CEO Daniel Zhang dan CFO Maggie Wu menegaskan tentang dampak dari wabah virus yang telah merenggut hampir 1.500 nyawa tersebut pada karyawan, pemasok, dan pedagangnya.
Baca Juga
Banyak operasional pedagang yang bekerja sama dengan perusahaan belum dapat kembali berjalan normal karena kekurangan karyawan. Saham Alibaba yang terdaftar di Amerika Serikat pun turun 1,8 persen pada perdagangan Kamis (13/2/2020).
“Epidemi ini telah berdampak negatif pada ekonomi China secara keseluruhan, terutama sektor ritel dan jasa,” ujar Wu pascarilis laporan kinerja Alibaba.
“Meksi ada permintaan barang dan jasa, sarana produksi dalam perekonomian telah terhambat oleh tertundanya pembukaan kantor, pabrik dan sekolah setelah liburan Tahun Baru Imlek,” jelasnya.
Ditanya tentang pengaruhnya pada Alibaba, Wu menyuarakan kehati-hatian untuk memberikan estimasi karena masih separuh perjalanan menuju kuartal yang berakhir Maret 2020 mendatang.
"Pendapatan keseluruhan akan terkena dampak negatif. Pukulan terhadap pertumbuhan dapat negatif secara signifikan,” lanjut Wu lagi.
Sementara itu, Zhang mengatakan bahwa perusahaan melihat perubahan pola pembelian yang relatif besar. Meski pengiriman makanan meningkat, area-area seperti pakaian dan elektronik mengalami masalah logistik.
Ia memperingatkan bahwa bisnis inti e-commerce terdampak negatif dalam dua pekan pertama pascaliburan. Pesanan restoran dan pemesanan perjalanan juga terkena dampaknya, sehingga mengganggu pengiriman bisnis makanan Ele.me dan bisnis travel Alitrip milik Alibaba.
“Ini akan menghadirkan tantangan jangka pendek untuk bisnis Alibaba secara keseluruhan,” ungkapnya seraya menambahkan bahwa juga akan ada peluang.