Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Telepon Jokowi, Xi Jinping Yakin Atasi Virus Corona dan Bangkitkan Ekonomi China

Melalui sambungan telepon dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Xi mengatakan Negeri Panda akan lebih makmur setelah mampu melewati wabah.
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Presiden China Xi Jinping tiba untuk pertemuan di Great Hall of the People atau Balai Agung Rakyat, di Beijing, Minggu (14/5)./Reuters-Kenzaburo Fukuhara
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Presiden China Xi Jinping tiba untuk pertemuan di Great Hall of the People atau Balai Agung Rakyat, di Beijing, Minggu (14/5)./Reuters-Kenzaburo Fukuhara

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah keraguan pasar dan ekonom mengenai nasib ekonomi China tahun ini, Presiden Xi Jinping tetap mengungkapkan optimismenya. Dipicu wabah virus corona  yang memukul ekonomi China dan merembet ke seluruh dunia, para ekonom memangkas perkiraan pertumbuhan tahun ini.

Melalui sambungan telepon dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Xi mengatakan  China akan lebih makmur setelah mampu melewati wabah.

"Kami memiliki kemampuan dan kepercayaan diri tidak hanya untuk mengalahkan epidemi, tetapi juga untuk mencapai tujuan dan tugas yang ditetapkan untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Saya percaya China akan lebih makmur setelah mengatasi epidemi ini," katanya dilansir Bloomberg, Rabu (12/2/2020).

Pesan itu diulang kepada media di China denga menyitir pendapat seorang ekonom senior yang berafiliasi dengan pemerintah. Ekonom itu mengatakan bahwa efek dari wabah itu bersifat sementara dan tidak akan menghentikan China dari mencapai target penggandaan produk domestik bruto dan pendapatan perkapita dibandingkan dengan 2010.

"Ini tidak akan memiliki dampak jangka panjang pada pasokan produksi dan produktivitas, juga tidak akan mempengaruhi sepanjang tahun atau melemahkan kapasitas pertumbuhan potensial ekonomi China," Cai Fang, wakil presiden Akademi Ilmu Sosial China menulis di People's Daily.

Dia mengatakan, China dapat mencapai targetnya selama pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5,7 persen. Sebaliknya, para ekonom telah memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan kuartal ini dan untuk 2020 selama beberapa minggu terakhir.

S&P Global Ratings mengatakan pertumbuhan tahun ini bisa serendah 5 persen, dengan banyak orang masih tidak dapat kembali bekerja karena pembatasan pergerakan dan perusahaan.

"Yang tidak diketahui dari 2019-nCoV, seperti ketidakpastian tentang periode inkubasi, hasil negatif palsu dalam pengujian dan saluran yang tidak terdeteksi untuk penularan, menyarankan titik balik akan menjadi masih berhari-hari, jika tidak berminggu-minggu, menjauh," kata ekonom Citigroup Inc. termasuk Yu Xiangrong.

Citigroup telah menurunkan perkiraan pertumbuhannya dua kali dalam dua minggu terakhir.

Xi mengatakan pihak berwenang berada di titik penting dalam memerangi virus yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang ini. Wabah telah memicu perlambatan yang lebih luas untuk ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Sementara itu di AS, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell juga mengatakan kepada anggota parlemen bahwa bank sentral mengawasi dengan cermat dampak dari wabah dan memilihnya di antara risiko yang mengancam ekonomi Amerika dan dunia.

"Secara khusus, kami memantau dengan cermat munculnya virus corona, yang dapat menyebabkan gangguan di China yang meluas ke seluruh ekonomi global," kata Powell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper