Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia berterima kasih atas bantuan Indonesia terkait kebakaran hutan. Seperti diketahui negara tersebut tengah berurusan dengan kebakaran hutan seluas 11 juta hektare yang menghilangkan 500 juta flora dan fauna.
Gubernur Jenderal David Hurley menyampaikan bantuan Indonesia berupa pengiriman lebih dari 30 insinyur angkatan bersenjata untuk berkontribusi pada Operation Bushfire Assist atau Operasi Penanganan Kebakaran Hutan.
"Pada saat kita memerlukan, negara Anda membantu negara kami, itulah tanda bagi sebuah persahabatan yang sejati," kata Hurley kepada Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Government House, Canberra, Australia, Minggu (9/2/2020).
Presiden Jokowi mengatakan komitmen Indonesia untuk terus menjaga hubungan baik dengan negara tetangga, termasuk Australia. Presiden berharap kedua negara dapat terus bekerja sama dengan saling menguntungkan dalam berbagai bidang.
Kesempatan tersebut merupakan kunjungan pertama Jokowi ke Canberra, Australia. Kehadiran eks-Gubernur DKI Jakarta ini bertepatan dengan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Australia.
Jokowi dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa kunjungan dilakukan di tengah situasi dunia yang tidak menentu dan juga kondisi Australia yang tengah berhadapan dengan kebakaran hutan seluas 11 juta hektare.
Selain itu perjalanan bilateral tersebut juga diwarnai berbagai macam tantangan seiring dengan merebaknya wabah virus Corona.
"Justru di saat seperti inilah pentingnya seorang teman untuk bertandang. Saling menguatkan di waktu sulit dan saling menguatkan untuk berkontribusi pada dunia," kata Presiden Jokowi.
Pertemuan tersebut juga turut dihadiri Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Presiden Jokowi berangkat ke Australia didampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, dan Duta Besar Indonesia untuk Australia Yohanes Legowo.