Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2 Anak Asal Australia di Wuhan Tak Bisa Ikut Evakuasi Tahap Kedua

Dua orang anak asal Australia di Wuhan, China, tidak bisa ikut dalam evakuasi lanjutan yang dilakukan pemerintahnya
Seorang pasien 2019-nCoV di Rumah Sakit Hankou, Wuhan, memberikan isyarat jempol kepada tim kesehatan dari Second Military Medical University, Senin (27/1/2020)./Antara
Seorang pasien 2019-nCoV di Rumah Sakit Hankou, Wuhan, memberikan isyarat jempol kepada tim kesehatan dari Second Military Medical University, Senin (27/1/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Dua orang anak asal Australia di Wuhan, China, tidak bisa ikut dalam evakuasi lanjutan yang dilakukan pemerintahnya. Bukan karena terinfeksi virus corona, mereka dilarang karena tidak memliki pendamping.

Adapun pemerintah Australia seperti diberitakan Shout China Morning Post (SCMP), akan melakukan evakuasi kedua terhadap warganya dari Wuhan dalam waktu dekat. Perdana Menteri Australia Scott Morrison, dalam sebuah wawancara di radio mengonfirmasi hal tersebut tersebut. Sayangnya dia tidak memberi penjelasan terperinci kapan pastinya evakuasi dilakukan.

"Komentar Perdana Menteri yang telah kami rujuk kepada Anda adalah informasi terbaru yang tersedia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) saat dikonfirmasi lebih lanjut oleh SCMP, dikutip Bisnis (7/2/2020).

Namun dari penelusuran SCMP, evakuasi tahap kedua itu akan dilakukan pada Sabtu pagi waktu setempat. Australia Qantas Airlines, pesawat yang akan membawa warga negeri kangguru tersebut akan tiba di Wuhan tengah malam nanti.

Penumpang yang memenuhi syarat diminta melakukan check-in keberangkatan pukul 6 sore hari ini. Namun, tidak halnya dengan Theresa (9) warga negara Australia yang mengunjungi kakek dan neneknya di Wuhan serta balita bernama Chloe Zhao, yang dirawat kakek-nenek di China.

Ibu Theresa, Selina yang kembali ke Sydney sebelum virus ini merebak, telah mengajukan permohonan kepada pemerintah Australia untuk mengizinkan putrinya naik ke dalam penerbangan tersebut.

Namun, pemerintah Australia mengatakan anak itu tidak diizinkan berada di pesawat karena tidak memiliki wali hukum atau dia tidak ditemani oleh seorang kerabat berkewarganegaraan Australia dalam penerbangan pulang. Kakek-neneknya merupakan warga asli China.

Pemerintah Australia khawatir hal ini berisiko melanggar hukum HAM internasional. Terlebih, pemerintah China telah melarang warganya berpergian.

Padahal, negara-negara lain, termasuk Kanada, telah mengizinkan orang tua non-warga negara atau wali anak-anak untuk naik penerbangan evakuasi dari Wuhan.

Australia pada pekan lalu telah mengevakuasi 243 warganya dari Wuhan. Seorang wanita hamil dan pasangannya diisolasi di Perth, sementara 241 lainnya dikirim ke Pulau Natal di lepas pantai barat laut Australia.

Ratusan warga negara Australia ini menjalani karantina wajib selama 14 hari di pulau tersebut untuk memastikan mereka tidak mengidap korona. Sementara itu pada Rabu, 35 warga Australia lainnya terbang dari Wuhan ke Selandia Baru sebelum dipindahkan ke Pulau Natal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper