Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lampaui Prediksi, Nokia Catatkan Laba US$1,2 Miliar

Meski laba di atas ekspektasi, saham Nokia telah kehilangan sekitar sepertiga dari nilainya dalam 12 bulan terakhir. Hal ini seiring kekhawatiran investor akan masa depan perusahaan.
Nokia/Istimewa
Nokia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen perangkat jaringan asal FinlandiaNokia Oyj, membukukan laba kuartal IV/2019 yang melampaui prediksi pasar.

Nokia mencatat laba per saham sebesar 0,15 euro pada kuartal terakhir tahun lalu. Peningkatan laba per saham mencerminkan kemajuan pada efisiensi biaya perusahaan. Meski demikian laba kotor turun karena beban pada divisi jaringan.  

Tercatat perusahaan membukukan laba operasi sebesar 1,13 miliar euro (US$1,2 miliar), Jumlah ini melebihi estimasi konsensus Bloomberg senilai 1,09 miliar euro. Meski di atas perkiraan, kondisi perusahaan tetap berada di bawah tekanan. Pada Oktober lalu perusahaan mengumumkan pemangkasan biaya produksi peralatan untuk migrasi jaringan dari 4G ke 5G. 

Perusahaan disebutkan tengah mengejar pangsa pasar China. Langkah ini menyusul rival terdekatnya Ericsson AB yang telah lebih dulu agresif berbisnis di Negeri Tirai Bambu. 

"Saya percaya 2020 akan menghadirkan tantangan dan saya yakin kami mengambil langkah yang tepat untuk memberikan peningkatan progresif selama tahun ini dan meneguhkan posisi yang lebih kuat pada 2021," kata Chief Executive Officer Rajeev Suri dalam keterangan resmi laporan keuangan tahunan yang dirilis Kamis (6/2/2020). 

Dia menjelaskan, pertumbuhan penjualan Nokia Enterprise mencapai dua digit, jauh melampaui pasar.  Hal ini diklaim sebagai bukti bahwa perangkat lunak Nokia mampu mempertahankan eksistensinya dalam jangka waktu panjang. 

Namun, manajemen menyadari pihaknya menghadapi tantangan dalam bisnis akses seluler serta kemampuan mendatangkan arus kas. Tahun ini, katanya, perusahaan akan fokus pada dua hal tersebut. Dalam Akses Seluler, dia berharap peningkatan akan teknologi 5G, pengurangan biaya produk, manajemen komersial yang lebih baik, dan penguatan kinerja operasional dalam layanan.

Adapun saham Nokia telah kehilangan sekitar sepertiga dari nilainya dalam 12 bulan terakhir. Hal ini seiring kekhawatiran investor akan masa depan perusahaan. Meski begitu semenjak awal tahun rata-rata harga perusahaan tercatat naik 6 persen.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper