Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hong Kong Tolak Tutup Seluruh Akses Masuk dari China, Tenaga Medis Aksi Mogok

Ribuan tenaga medis di Hong Kong berencana mulai menggelar aksi mogok pada hari ini, Senin (3/2/2020), setelah pemerintah menolak permintaan mereka untuk menutup semua akses masuk dari China di tengah meluasnya wabah virus corona (coronavirus).
Seorang pekerja berkostum tradisional Korea mengenakan topeng pelindung untuk mencegah tertularnya virus corona selama pemeragaan ulang Royal Guards Changing Ceremony di depan Istana Deoksu di Seoul, Korea Selatan, 31 Januari 2020./Reuters
Seorang pekerja berkostum tradisional Korea mengenakan topeng pelindung untuk mencegah tertularnya virus corona selama pemeragaan ulang Royal Guards Changing Ceremony di depan Istana Deoksu di Seoul, Korea Selatan, 31 Januari 2020./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Ribuan tenaga medis di Hong Kong berencana mulai menggelar aksi mogok pada hari ini, Senin (3/2/2020), setelah pemerintah menolak permintaan mereka untuk menutup semua akses masuk dari China di tengah meluasnya wabah virus corona (coronavirus).

Pembicaraan antara Hospital Authority Employees Alliance dan Hospital Authority gagal dilakukan setelah Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memutuskan untuk tidak menghadirinya pada Minggu (2/2), lapor Radio Television Hong Kong, mengutip informasi ketua serikat pekerja, Winnie Yu.

Sekitar 99 persen dari 3.000 anggota serikat mendukung rencana aksi pemogokan. Lebih dari 9.000 anggota telah berjanji untuk mengambil bagian dalam aksi tersebut, yang akan menyebabkan penundaan layanan non-darurat.

Otoritas rumah sakit Hong Kong (Hospital Authority) pada Minggu memperingatkan bahwa sekitar separuh dari seluruh rencana tindak operasi di rumah sakit umum harus ditunda jika aksi mogok berlanjut.

Pihak otoritas Hong Kong telah menentang tekanan dari beberapa kelompok untuk menutup semua perbatasannya dengan China, tempat terjadinya wabah virus corona jenis baru yang telah menewaskan lebih dari 300 orang dan menginfeksi hampir 15.000 orang lainnya.

Hong Kong sendiri telah mengonfirmasikan 15 kasus terinfeksi virus ini. Imbasnya, pemerintah setempat memperpanjang liburan sekolah dan melarang penduduk di provinsi Hubei China, tempat wabah itu berpusat, untuk memasuki Hong Kong.

“Langkah-langkah yang sudah diumumkan oleh pemerintah pasti akan gagal ketika pemerintah bersikeras menolak untuk mengatasi inti masalahnya,” ujar serikat pekerja pada Sabtu (1/2).

“Ketika negara demi negara mulai mengumumkan larangan masuknya orang asing dari China, pemerintah Hong Kong memilih untuk menjaga pintunya terbuka lebar,” tambah mereka, seperti dilansir Bloomberg.

Sementara itu, dalam suatu briefing pada Jumat (31/1), Carrie Lam mengatakan bahwa penutupan perbatasan secara total seperti yang diinginkan para pekerja bukanlah jawaban yang tepat dan tidak sejalan dengan panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Beberapa jam setelah pekerja medis Hong Kong pada Sabutu (1/2) memilih untuk melakukan aksi mogok, pemerintah tampaknya mempertimbangkan lebih banyak kontrol pada perjalanan dari China daratan.

Pihak serikat pekerja mengatakan keputusan untuk melakukan aksi mogok ini "tidak mudah". Namun, penolakan Lam untuk menghadiri pembicaraan pada Minggu (2/2) seakan menegaskan alasan mereka untuk melancarkan aksi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper