Bisnis.com, BANDUNG – Starbucks dilaporkan telah menutup lebih dari setengah atau sekitar 2.000 kedai kopi mereka di China, sementara Appple tengah menghitung potensi gangguan rantai pasokan ke dalam prospek bisnis mereka, seiring wabah virus corona yang telah menewaskan lebih dari 130 orang.
Virus tersebut pun mengancam pertumbuhan bisnis perusahaan-perusahaan tersebut, mengingat Wuhan, pusat dari penyebaran virus corona yang telah menginfeksi hampir 6.000 jiwa merupakan pusat manufaktur, pengapalan, dan bisnis.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (28/1/2020), Chief Executive Officer Apple Tim Cook mengatakan, pihaknya tengah bekerja sama dengan para pemasok mereka di kota tersebut untuk memitigasi kerugian, tetapi dampak di luar wilayah tersebut belum diketahui dengan jelas.
Cook telah berbicara kepada sejumlah analis dalam panggilan konferensi mengenai hal tersebut. Menurutnya Apple masih mengikuti perkembangan kabar seputar virus tersebut.
Hampir semua iPhone dibuat oleh Hon Hai Percision Industry Co. dari Foxconn di Zhengzhou, China dan oleh Pegatron Corp di lokasi perakitan dekat Shanghai.
Sementara itu Starbuck, yang memiliki lebih dari 4.000 kedai di seluruh China, mempertahankan prospeknya untuk 2020. Namun, hal itu itu tak termasuk penutupan kedai-kedai kopi tersebut.
Baca Juga
Analis Guggenheim Matthew DiFrisco mengatakan, dibandingkan dengan McDonald’s dan Domino Pizza, Starbucks adalah yang paling terekspos wabah tersebut. Hal tersebut diukur dengan persentase dari pendapatan dunia dan pendapatan operasional mereka.
Virus ini telah menyebar di China dan sekitarnya meskipun ada larangan perjalanan dan upaya lain di seluruh dunia untuk mengatasi penyakit ini sudah dilakukan. Maskapai penerbangan menangguhkan penerbangan, sementara McDonald's Corp dan KFC telah menutup sejumlah gerai mereka di sejumlah lokasi.
Volkswagen AG, perusahaan asuransi Kanada Sun Life Financial, dan bank dari Credit Suisse Group hingga Morgan Stanley menyuruh staf untuk bekerja dari rumah.