Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dikritik pada 100 Hari Pertama, Wapres Tak Mau Ada Matahari Kembar

Wakil Presiden Ma`ruf Amin menjawab anggapan negatif masyarakat dalam 100 hari pertama kinerjanya sebagai RI 2. Dia mengaku tak ingin lebih menonjol dibandingkan Presiden.
Wapres Ma'ruf Amin bersama Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Esam A Abid Althagafi saat melakukan pertemuan di Kantor Wapres, Senin (27/1/2020)/Setwapres
Wapres Ma'ruf Amin bersama Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Esam A Abid Althagafi saat melakukan pertemuan di Kantor Wapres, Senin (27/1/2020)/Setwapres

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma`ruf Amin menjawab anggapan negatif masyarakat selama 100 hari pertama tugasnya sebagai RI 2. Dia mengaku tak ingin lebih menonjol dibandingkan Presiden. 

Dia mengatakan sebagai Wakil Presiden, Ma`ruf Amin secara langsung berada di bawah Presiden. Dalam posisinya dia hanya menjalankan tugas mewakili Joko Widodo. 

“Kan saya ini Wakil Presiden, yang nonjol kan Presiden. kalau Wakil Presidennya menonjol nanti ada matahari kembar. Tapi sebagai Wakil Presiden saya menjalankan tugas-tugas yang saya emban,” katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Selama ini Wapres menyebut telah menjalankan berbagai tugas penting seperti rapat kabinet, menyampaikan pendapat di rapat kabinet dan menangani berbagai tugas yang diberikan presiden dengan koordinatif. 

“Jadi kita hanya mengkoordinasi, bukan operasional, operasional kan itu menteri,” ujarnya. 

Dia mengkoordinasikan sejumlah isu seperti UMKM, masalah radikalisme kasus pengentasan kemiskinan, reformasi birokrasi termasuk stunting.

“Tugasnya kalau Wapres itu saya kira memang tugas Wapres seperti itu. Membantu Presiden dan menangani tugas-tugas yang ditugaskan kepada saya sebagai Wapres,” katanya.

Dalam 100 hari pertama pemerintahan Joko Widodo - Ma`uf Amin, sejumlah kebijakan dikeluarkan. Beberapa diantaranya seperti kenaikan iuran BPJS Kesehatan untuk kelas I dan II hingga kenaikan cukai rokok.

Langkah tersebut disinyalir memperngaruhi daya beli di kalangan masyarakat. Walhasil kondisi itu dikhawatirkan bakal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada 2020. 

Ma`ruf Amin mengakui mulai terjadi perlambatan ekonomi di Indonesia. Namun angka pertumbuhan 5,1 persen dinilai masih berada di atas pertumbuhan di negara lain, bahkan jauh di atas pertumbuhan global. 

Kendati demikian, pemerintah dinilai terus berusaha mendatangkan investasi untuk menaikan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.  

“Mudah-mudahan dengan adanya investasi nanti yang kita genjot melalui berbagai penyederhanaan perizinan, melalui omnibus law investor akan masuk, investasi akan masuk dan ini akan mendorong pertumbuhan, pendapatanpun akan naik lagi,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper