Bisnis.com, JAKARTA—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merekomendasikan kepada Menteri Pendidikan Nadiem Makarim untuk menambahkan kesehatan reproduksi masuk ke dalam kurikulum sekolah, untuk mencegah penyakit kelamin.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa pelajaran kesehatan reproduksi dapat menghindarkan kalangan muda dari risiko penyakit termasuk kanker mulut rahim. Selain itu, tambahan pelajaran ini dapat memberikan pemahaman kepada pelajar, akan bahayanya seks bebas yang bisa mengakibatkan penyakit menular seksual.
"Ini penting. Saya sudah datangi Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Kami minta supaya kesehatan dan reproduksi masuk di sekolah. Itu penting kalau menurut saya, karena mereka [pelajar] tidak ngerti tentang dirinya," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Dia menerangkan hubungan seksual yang dilakukan anak berusia 16 tahun akan berisiko menyebabkan kanker bagi perempuan. Pada usia tersebut, mulut rahim masih menghadap ke luar. Potensi terkena penyakit lebih besar. Edukasi ini juga bisa menghindari adanya seks bebas dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Berbeda dengan perempuan, laki-laki dinilai lebih kalem usai berhubungan intim. Pasalnya laki-laki tidak lebih banyak memiliki risiko dibandingkan perempuan. Beberapa pengetahuan itu semestinya diketahui pelajar di sekolah.
Kendari begitu, edukasi kepada pelajar laki-laki akan penyakit menular seksual perlu diberikan sedini mungkin untuk menghindari HIV/AIDS, herpes, sifilis, gonorea hingga kencing nanah.
Baca Juga
Hasto mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Nadiem belum mendapatkan sinyal positif. BKKBN menilai Nadiem sedang mempertimbangkan banyak hal. Kendati begitu, lembaga nonkementerian ini tetap berjuang untuk memasukkan kesehatan reproduksi dalam kurikulum sekolah.
Tak bisa dipungkiri, rencana BKKBN untuk memasukkan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum sekolah mendapatkan sentiment negatif. Harto tak gentar. Misinya untuk menjaga kesehatan reproduksi pelajar tetap diusung.
Berdasarkan pengalamannya selama menjadi Bupati Kulon Progo, sinergi dan kolaborasi menjadi penting untuk menciptakan program. Hasto bakal menggunakan pengalamannya dari Kulon Progo di BKKBN dan akan menggandeng seluruh pihak termasuk ulama untuk menyukseskan rencana itu.