Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Ekonomi Membesar, Virus Corona Hantam Konsumsi China

Laporan perkiraan awal yang dirilis oleh S&P Global pada minggu lalu, Kamis (23/1/2020), memperkirakan setiap pukulan pada ekonomi akan berdampak lebih pada industri yang terpapar oleh konsumsi rumah tangga.
Pekerja dari Departemen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mendisinfeksi area perumahan setelah wabah virus Corona, di Ruichang, Provinsi Jiangxi, China, pada Sabtu (25/1/2020)./Reuters
Pekerja dari Departemen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mendisinfeksi area perumahan setelah wabah virus Corona, di Ruichang, Provinsi Jiangxi, China, pada Sabtu (25/1/2020)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Risiko kerapuhan ekonomi China dapat menyebar hingga ke Asia Pasifik, jika otoritas gagal menangani penyebaran virus Corona yang menelan puluhan korban jiwa.

Kegelisahan dari penyebaran virus Corona di China memicu beberapa sentimen penjualan di pasar keuangan yang cukup serius, sehingga memunculkan kembali volatilitas di beberapa aset keuangan.

Laporan perkiraan awal yang dirilis oleh S&P Global pada minggu lalu, Kamis (23/1/2020), memperkirakan setiap pukulan pada ekonomi akan berdampak lebih pada industri yang terpapar oleh konsumsi rumah tangga.

"Kita mungkin akan melihat tekanan moderat terhadap penjualan ritel, yang stabil tetapi tidak spektakuler. [Setelah] Ekspansi yang moderat sebesar 8% pada beberapa bulan terakhir, berkat stabilisasi penjualan mobil," tulis laporan tersebut, dikutip Senin (27/1).

S&P Global memperkirakan jika konsumsi turun hingga 10 %, pertumbuhan PDB secara keseluruhan dapat turun sekitar 1,2 poin persentase. Perhitungan ini didasari oleh perkiraaan kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi China sepanjang 2019, yakni sekitar 3,5 poin persentase.

"Ini dengan mengasumsikan bahwa konsumen mengalokasikan sekitar 20% dari pengeluaran mereka untuk transportasi dan hiburan diskresioner [berdasarkan pada survei rumah tangga]," menurut laporan itu.

Sebelumnya, sejumlah ekonom dari UBS Group AG dan Nomura Holdings Inc. merujuk pada wabah SARS yang merebak pada 2003 silam untuk memperkirakan langkah ke depan terkait dampak dari penyebaran virus Corona.

Menurut UBS, jika tidak dapat ditanggulangi dalam jangka pendek, mereka memperkirakan penjualan ritel, pariwisata, hotel & katering, hingga aktivitas perjalanan China mungkin akan terdampak, terutama di kuartal pertama dan awal kuartal dua.

“Perkiraan rebound pertumbuhan sekuensial kami di kuartal satu dan dua 2020 akan menghadapi beberapa risiko penurunan. Pemerintah kemungkinan akan memperkuat pelonggaran kebijakan untuk mengimbangi guncangan dari virus ini, terutama untuk sektor-sektor yang terkena dampak langsung," ujar ekonom UBS.

Ketika kemunculan virus Corona di AS menyoroti bahaya penyebaran dan dampaknya pada ekonomi di seluruh dunia, meskipun masih terpusat di China, diperkirakan akan turut berpengaruh pada pertumbuhan global.

Hal ini disebabkan karena ukuran China telah naik dua kali lipat sejak epidemi SARS pada 2003. Data Dana Moneter Internasional menunjukkan bahwa ekonomi China menyumbang sekitar seperlima dari ekonomi dunia tahun ini, dibandingkan dengan 8,7% pada saat SARS merebak.

Beberapa efek limpahan dari China juga akan terlihat di Asia-Pasifik. Penerimaan pariwisata di wilayah tersebut diperkirakan turun karena wisatawan mengurangi rencana perjalanan mereka sebagai tanggapan terhadap risiko kesehatan yang meningkat.

Dampak limpahan virus Corona lainnya juga akan muncul di pasar keuangan. Volatilitas pasar ekuitas di seluruh kawasan ini akan menjadi sedikit lebih tinggi tetapi pasar mata uang dan obligasi terpantau tetap tenang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper