Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bungker Jaman Belanda di Klaten Disulap Jadi Objek Wisata, Panjangnya 900 Meter

Bungker peninggalam jaman Belanda di Desa Cokro, Kabupaten Klaten Jawa Tengah kini tengah menjadi viral. Warga setempat pun memanfaatkan momentum itu untuk manjadikan bungker tersebut sebagai obyek wisata dengan melakukan pengerukan dan renovasi secara swadaya.

Bisnis.com, JAKARTA  - Bungker peninggalam jaman Belanda di Desa Cokro, Kabupaten Klaten Jawa Tengah kini tengah menjadi viral. Warga setempat pun memanfaatkan momentum itu untuk manjadikan bungker tersebut sebagai obyek wisata dengan melakukan pengerukan dan renovasi secara swadaya.

Keberadaan bungker peninggalan jaman Belanda itu bisa menjadi salah satu alternatif destinasi wisata, jika proses renovasinya telah selesai.

Di Youtube, banyak unggahan video soal bungker peninggalan jaman Belanda tersebut. Salah satunya adalah postingan Info Seputar Wedi di atas.

Kantor berita Antara melaporkan aktivitas sejumlah warga untuk merenovasi keberadaan bungker yang ada di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah untuk dijadikan sebagai objek wisata baru.

"Sekitar 30-40 tahun yang lalu kan bungker ini sepertinya tidak ada yang memasuki. Oleh karena itu, atas inisiasi sejumlah warga, tepatnya pada tanggal 25 November 2019 kami mulai membahas untuk mengeksplorasi keberadaan bungker ini," kata salah satu inisiator sekaligus tokoh masyarakat Danang Heri Subiantoro di Klaten, Selasa (21/1/2020)seperti dilaporkan Antara.

Ia mengatakan pada saat itu langsung mengajak beberapa warga untuk menengok mulut bungker yang sudah tertutupi oleh lumpur.

"Tepatnya pada 1 Desember kami sepakat untuk masuk. Pada saat itu kami masuk dengan cara merangkak karena memang isi dari bungker ini hampir seluruhnya endapan lumpur. Sejak itu kami langsung membersihkan lumpur-lumpur ini," katanya.

Ia mengatakan totalnya ada sekitar 10 truk lumpur yang dikeluarkan. Proses pengeluaran lumpur dilakukan secara gotong-royong oleh warga. Pasca pembersihan, diketahui, bungker memiliki tinggi sekitar 2 meter dan lebar 1,9 meter.

"Kami juga baru membersihkan sekitar 100 meter. Kalau perkiraannya panjang bungker ini sekitar 900 meter, tetapi kan ini bercabang ya, jadi ada beberapa ujung," katanya.

Untuk keberadaan bungker, dikatakannya, sudah dilaporkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Klaten. Menurut dia, masing-masing sudah mengirimkan perwakilan untuk melihat secara langsung keberadaan bungker.

"Termasuk kelurahan, kecamatan, dan Dandim juga sudah datang. Kami belum tahu arahan dari Pemkab seperti apa, kemungkinan akan dibentuk Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata)," katanya.

Terkait dengan renovasi, saat ini pihaknya masih mengandalkan swadaya. Ia berharap ke depan akan makin banyak pihak yang mau untuk terlibat, di antaranya pendanaan dari Pemerintah Kabupaten Klaten dan dana CSR dari perusahaan swasta.

"Meski demikian, kami ingin bungker ini tetap dikelola warga agar bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat," katanya.

Untuk target dibukanya bungker sebagai tempat wisata, pihaknya belum dapat memastikan karena harus menyesuaikan dana hasil swadaya masyarakat.

"Tergantung warga, kalau saat ini kami baru membuat pintu masuknya. Ini baru kami buat tangga untuk pengunjung agar bisa mengakses bungker," katanya.

Ia mengatakan nantinya bungker tersebut akan dinamai Bunker Pabrik Gula Cokro atau De Suikerfebriek Tjokro Toeloong Abad-18.

Sementara itu, salah satu warga Sahuri mengatakan siap dilibatkan pada pengembangan wisata tersebut.

"Jika suatu saat dibuka untuk wisata kami siap. Kami belum pernah menerima pembinaan dari Pemkab. Harapannya ke depan akan ada pembinaan dan pendanaan untuk melanjutkan renovasi ini," katanya.

Sahuri merupakan salah satu warga yang rumahnya dilewati oleh bungker tersebut. Meski bangunan bungker tepat berada di bawah pondasi rumahnya, ia mengaku tidak khawatir.

"Awalnya sempat takut karena kan tidak ada yang tahu kekuatan dari bungker ini. Ternyata dindingnya sangat tebal dan kuat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sutarno
Editor : Sutarno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper