Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nama Presiden Xi Jinping Salah Diterjemahkan di Myanmar, Facebook Minta Maaf

Facebook mengklaim ada kesalahan teknis yang membuat sistem penerjemahan dari bahasa Burma ke Inggris yang mereka gunakan salah.
Stiker dengan logo Facebook terlihat dalam konferensi F8 yang digelar Facebook di San Jose, California, AS, Selasa (30/4/2019)./Reuters-Stephen Lam
Stiker dengan logo Facebook terlihat dalam konferensi F8 yang digelar Facebook di San Jose, California, AS, Selasa (30/4/2019)./Reuters-Stephen Lam

Bisnis.com, JAKARTA — Facebook Inc meminta maaf setelah ada kesalahan teknis dalam penerjemahan nama Presiden China Xi Jinping dari bahasa Burma ke Inggris dalam unggahan di platformnya.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (19/1/2020), Facebook mengklaim ada kesalahan teknis yang membuat nama Xi diartikan menjadi "bedebah" setelah diterjemahkan dari bahasa Burma ke Inggris.

Hal itu diketahui setelah berita mengenai kunjungan Xi ke Myanmar yang diunggah di laman Facebook resmi tokoh nasional Myanmar Aung San Suu Kyi dan harian Irrawaddy mengubah nama Xi secara otomatis menjadi "bedebah" jika diterjemahkan ke bahasa Inggris.

"Kami telah memperbaiki masalah teknis yang menyebabkan kesalahan penerjemahan dari bahasa Burma ke Inggris di Facebook. Ini tidak seharusnya terjadi dan kami sedang memastikan peristiwa ini tidak terjadi lagi. Kami meminta maaf dengan tulus atas akibat yang disebabkan," papar Facebook dalam pernyataan resminya.

Perusahaan pengelola platform media sosial Facebook dan Instagram serta pesan WhatsApp itu mengklaim basis data bahasa Burma yang mereka miliki tidak memiliki nama Presiden Xi Jinping dan menebak artinya untuk diterjemahkan. Facebook menambahkan terjemahan atas kata yang mirip, yang dimulai dengan "xi" dan "shi" dalam bahasa Burma juga diterjemahkan sebagai "bedebah".

Facebook diblokir di China daratan, tapi masih dapat diakses di Hong Kong. Banyak perusahaan asal daratan China juga beriklan di media sosial tersebut, sehingga turut berkontribusi membuat China sebagai sumber pendapatan terbesar kedua Facebook setelah AS.

Kasus ini bukanlah yang pertama kali menyandung Facebook di Myanmar. Pada 2018, perusahaan tersebut sempat menonaktifkan sementara fungsi penerjemahan dari bahasa Burma setelah diketahui bahwa sistem tersebut menghasilkan penerjemahan yang aneh.

Sebuah investigasi juga mengungkapkan bahwa Facebook gagal melawan ujaran kebencian dan kontroversi terhadap etnis Rohingya di Myanmar yang diunggah di platform mereka.

Adapun kunjungan Xi ke negara Asean itu antara lain untuk meneken puluhan perjanjian kerja sama terkait dukungan dari Beijing atas sejumlah proyek infrastruktur di Myanmar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper