Bisnis.com, JAKARTA – Presiden China Xi Jinping dijadwalkan akan melakukan lawatan ke Myanmar pada 17 Januari mendatang.
Lawatan kenegaraan ini adalah yang pertama kali dilakukan seorang presiden China ke negara itu dalam 19 tahun.
“Selama dua hari, Presiden Xi akan bertemu dengan pemimpin defacto negara itu, Aung San Suu Kyi, dan panglima Angkatan Bersenjata, Jenderal Min Aung Hlaing,” tutur Wakil Menteri Luar China Luo Zhaohui dalam suatu konferensi pers pada Jumat (10/1/2020).
Perjalanan itu, bertepatan dengan peringatan 70 tahun pembentukan hubungan diplomatik China-Myanmar, dilakukan ketika Myanmar tengah menghadapi kecaman luas atas perlakuannya terhadap penduduk minoritas Muslim di Negara Bagian Rakhine barat.
“Dalam upaya untuk mengembangkan hubungan yang sudah mendalam, kedua belah pihak akan mengupayakan kerja sama ekonomi yang lebih dekat melalui Eurasian Belt and Road Initiative China,” lanjut Luo, seperti dilansir Bloomberg.
Dia juga mengatakan Xi berencana untuk meningkatkan pemulangan pengungsi Rohingya. Lebih dari 730.000 di antara pengungsi Rohingya berada di kamp-kamp kumuh di Bangladesh.
Operasi militer Myanmar di Rakhine dua tahun lalu telah memaksa ratusan ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Oleh PBB, aksi militer sejak 2017 ini disebut sebagai genosida.
Bulan lalu, Suu Kyi muncul di depan Mahkamah Internasional Den Haag untuk membela militer Myanmar dari tuduhan genosida juga kejahatan terhadap kemanusiaan atas pembunuhan dan pemerkosaan ribuan orang.
"Ini adalah isu antara Myanmar dan Bangladesh dan memang adalah permasalahan lama. Atas permintaan kedua negara, China telah memainkan peran konstruktif dalam hal ini, termasuk pembicaraan trilateral tentang pemulangan,” papar Luo.