Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Australia berkomitmen menyalurkan dana sebesar 50 juta dolar Australia untuk program pemulihan hewan liar darurat terkait kebakaran hutan yang terus terjadi.
Kebakaran hutan yang masih berlangsung disebut sebagai bencana ekologis yang mengancam kehidupan sejumlah spesies, termasuk koala dan wallaby. Adapun dana yang disalurkan setara dengan Rp473,64 miliar [kurs tengah Bank Indonesia Rp9.472,92 per dolar Australia].
Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan flora dan fauna asli Australia terdampak sangat besar.
"Ini adalah bencana ekologis, sebuah bencana yang masih terus terjadi," ujarnya seperti dilansir Reuters, Senin (13/1/2020).
Foto-foto yang menunjukkan kangguru, koala, dan hewan-hewan lain yang terbakar disertai gambar yang memperlihatkan orang-orang menolong hewan-hewan tersebut meski risikonya besar, telah viral di seluruh dunia.
WWF Australia sudah memberitahu Canberra bahwa ada 13 hewan yang habitatnya hancur atau rusak parah dalam kebakaran ini. Selain kangguru dan koala, hewan yang juga terdampak cukup parah adalah beberapa jenis kakaktua, katak, dan wallaby.
Baca Juga
Meski demikian, Frydenberg menyampaikan koala bakal menjadi fokus dalam dana pemulihan ini.
Komisioner Spesies Terancam Sally Box memperkirakan 30 persen habitat koala di negara bagian New South Wales hilang dalam kebakaran.
Koala diketahui memiliki bulu yang berat dan cenderung memanjat ke pohon yang lebih tinggi saat terancam. Dua faktor tersebut membuat hewan ini makin terancam dalam kebakaran hutan.
Setidaknya 28 orang tewas dan 2.000 rumah hancur dalam kebakaran hutan yang terjadi sejak tahun lalu. Hingga kini, luas lahan yang terbakar sudah mencapai 11,2 juta hektare (ha) atau setara dengan hampir separuh luas total Inggris Raya.