Bisnis.com, JAKARTA – Kesepakatan perdagangan “fase satu” akan membuat ekspor AS ke China naik hampir dua kali lipat selama dua tahun ke depan dan kesepakatan itu telah “sepenuhnya selesai” meskipun perlu sedikit revisi, kata Perwakilan Perdagangan Robert Lighthizer.
Lighthizer, berbicara pada program CBS “Face the Nation”, mengatakan akan ada beberapa “perbaikan” teks kesepakatan, tetapi “pada dasarnya kesepakatan sudah benar-benar terjadi.”
Sedangakn tanggal bagi pejabat senior AS dan China untuk secara resmi menandatangani perjanjian itu masih dibahas, kata Lighthizer seperti dikutip Reuters, Senin (16/12).
Kesepakatan itu, yang diumumkan pada Jumat lalu setelah lebih dari dua setengah tahun negosiasi antara Washington dan Beijing, akan menurunkan beberapa tarif AS atas barang-barang China dengan imbalan peningkatan pembelian produk pertanian, manufaktur dan energi AS senillai US$200 miliar untuk dua tahun ke depan.
China juga telah berjanji akan menghormati dan lebih melindungi kekayaan intelektual AS. Selain itu China akan mengekang pemindahan paksa teknologi AS ke perusahaan-perusahaan China disamping membuka pasar layanan keuangannya ke perusahaan AS. China juga akan menghindari manipulasi nilai tukarnya menurut isi kesepakatan itu.
Pembelian barang pertanian China diperkirakan akan meningkat menjadi US$40 miliar hingga US$50 miliar per tahun selama dua tahun ke depan, kata Lighthizer. Amerika Serikat mengekspor sekitar US$24 miliar produk pertanian ke China pada tahun 2017.
Pada bagian lain dari kesepakatan itu disebutkan bahwa AS menangguhkan pemberlakuan tarif atas impor China senilai US$160 miliar yang dijadwalkan mulai berlaku kemarin. Amerika Serikat juga sepakat untuk membagi dua tingkat tarif, menjadi 7,5%, pada daftar barang-barang Cina senilai US$120 miliar, termasuk headphone Bluetooth, speaker pintar, dan televisi layar datar.