Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Siswa Baru 2020 Tetap Akan Gunakan Sistem Zonasi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim masih akan menggunakan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan sambutan dalam lepas sambut di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Bisnis-Ria Theresia Situmorang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan sambutan dalam lepas sambut di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (23/10/2019)./Bisnis-Ria Theresia Situmorang

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi tetap diberlakukan 2020. 

Kemendikbud menilai, kebijakan tersebut akan tetap digunakan regulasi yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. 

Komposisi PPDB jalur zonasi selanjutnya, dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Sedangkan untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah. 

“Daerah berwenang menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi,” ujar Mendikbud Nadiem Makarim, di Hotel Bidakara, Jakarta pada Rabu (11/12/2019).

Mendikbud berharap pemerintah daerah dan pusat dapat bergerak bersama dalam memeratakan akses dan kualitas pendidikan. 

"Pemerataan akses dan kualitas pendidikan perlu diiringi dengan inisiatif lainnya oleh pemerintah daerah, seperti redistribusi guru ke sekolah yang kekurangan guru,” ujar Nadiem.

Sedangkan untuk penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Kemendikbud akan menyederhanakannya dengan memangkas beberapa komponen. 

Dalam kebijakan baru tersebut, guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. 

“Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri. Satu halaman saja cukup,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper