Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Usulkan Tarif atas Barang Impor Prancis, Balas Dendam Pajak Digital

Amerika Serikat mengusulkan tarif untuk produk impor asal Prancis yang nilainya mencapai US$2,4 miliar Prancis, sebagai tanggapan atas pajak atas pendapatan digital yang menghantam perusahaan teknologi besar AS termasuk Google, Apple Inc., Facebook Inc. dan Amazon.com Inc.
pajak beras prancis, pajak digital, perang dagang, AS
pajak beras prancis, pajak digital, perang dagang, AS

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat mengusulkan tarif untuk produk impor asal Prancis yang nilainya mencapai US$2,4 miliar Prancis, sebagai tanggapan atas pajak atas pendapatan digital yang menghantam perusahaan teknologi besar AS termasuk Google, Apple Inc., Facebook Inc. dan Amazon.com Inc.

"Pajak layanan digital Prancis mendiskriminasi perusahaan AS," kata kantor Perwakilan Dagang AS dalam sebuah pernyataan, Senin (2/12/2019), seperti dikutip Bloomberg.

Kepala Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer mengatakan bahwa mereka juga tengah menjajaki untuk melakukan investigasi terhadap pajak digital serupa oleh Austria, Italia dan Turki. Langkah ini dilakukan beberapa jam setelah Presiden Donald Trump mengumumkan pengenaan kembali tarif untuk impor baja dan aluminium dari Argentina dan Brasil.

"Keputusan USTR hari ini mengirimkan sinyal yang jelas bahwa AS akan mengambil tindakan terhadap rezim pajak digital yang mendiskriminasi atau memaksakan beban yang tidak semestinya pada perusahaan AS," kata Lighthizer dalam pernyataannya.

“USTR difokuskan pada upaya melawan proteksionisme yang berkembang di negara-negara anggota UE, yang secara tidak adil menargetkan perusahaan-perusahaan AS,” lanjutnya.

Tarif akan dikenakan setelah periode komentar publik berakhir pada awal 2020 dan pihak-pihak yang berkepentingan memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan tarif yang diusulkan.

Komoditas Anggur dan Keju

Laporan yang dirilis pada Senin tersebut menyimpulkan penyelidikan yang telah berlangsung lebih dari empat bulan, yang dikenal sebagai penyelidikan Bagian 301, terhadap rezim pajak Prancis. Pada bulan Juli lalu, Lighthizer mengatakan pengenaan pajak terhadap perusahaan-perusahaan merupakan tindakan yang tidak adil.

Hal yang sama digunakan tahun lalu untuk menginvestigasi praktik kekayaan intelektual China yang menyebabkan tarif atas barang impor asal China yang nilainya melebihi US$360 miliar.

Trump pada bulan Agustus menyarankan tarif hingga 100 persen untuk anggur asal Prancis dan mengatakan kepada para penasihatnya bahwa walaupun dia pada umumnya tidak berempati dengan perusahaan teknologi AS, dia percaya seharusnya AS yang mengenakan pajak terhadap perusahaan tersebut, bukan negara lain.

Dalam pernyataannya hari Senin, USTR mengatakan tindakan yang diusulkan mencakup "bea tambahan hingga 100 persen untuk produk Prancis tertentu."

Anggur bersoda, keju, tas tangan, dan makeup ada dalam daftar target tarif tersebut. Seorang pejabat di Kementerian Keuangan Prancis menolak berkomentar dan mengatakan Menteri Bruno le Maire akan berbicara tentang masalah itu pada Selasa.

Trump & Macron

Langkah AS tersebut merupakan kemunduran bagi upaya untuk menghentikan konflik atas pajak digital. Presiden Donald Trump dan Prancis Emmanuel Macron sepakat pada bulan Agustus untuk mencoba mencari kompromi, tetapi batas waktu 90 hari untuk pembicaraan berakhir pekan lalu tanpa resolusi.

Tarif AS dan pajak Prancis kemungkinan menjadi prioritas selama pertemuan antara Trump dan Macron pada hari Selasa, di sela-sela konferensi NATO di London.

Macron berpendapat bahwa bergerak dengan pajak pada perusahaan teknologi diperlukan karena struktur ekonomi global telah bergeser menuju basis data, dan menjadikan sistem saat ini tertinggal.

Pemerintahnya sedang mencoba menggunakan pajak nasional Perancis sebagai nilai tawar dna mengatakan akan menariknya jika ada kesepakatan mengenai solusi internasional dalam pembicaraan di bawah pengawasan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper