Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's : Perlambatan Ekonomi Picu Risiko Default di China

Moody's memperkirakan total nilai wanprestasi akan berada di bawah US$28 miliar.
Yuan./Bloomberg
Yuan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Moody's Investors Service merilis sebuah analisis yang memperkirakan akan ada peningkatan jumlah perusahaan China yang gagal membayar pinjaman untuk beberapa tahun ke depan .

Risiko ini timbul ketika pertumbuhan ekonomi terhenti dan pemerintah berupaya mengendalikan dukungan untuk perusahaan-perusahaan yang berutang.

Perusahaan pemeringkat kredit tersebut memprediksi ada 40-50 laporan default baru pada 2020, naik dari 35 laporan pada tahun ini,.

Menurut Ivan Chung, kepala penelitian dan analisis kredit China di Moody's, total nilai wanprestasi akan berada di bawah 200 miliar yuan atau senilai US$28 miliar. Nilai ini mewakili kurang dari 1 persen ukuran pasar obligasi China.

"Niat regulator adalah untuk mengurangi moral hazard sementara pada saat yang sama memastikan default tidak akan merusak stabilitas sosial ekonomi atau memicu risiko sistemik," katanya seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (29/11/2019).

Sejak 2014, regulator telah mengizinkan default utang perusahaan onshore secara selektif.

Data dari Guosheng Securities Co. menunjukkan sejak default obligasi lokal pertama oleh perusahaan milik negara empat tahun lalu, 22 perusahaan lainnya telah gagal untuk melunasi obligasi onshore gabungan sebesar 48,4 miliar yuan pada akhir Oktober 2019.

Pekan lalu, pedagang komoditas Tewoo Group mengusulkan rencana restrukturisasi utang pertama kali oleh BUMN China.

Chung menuturkan dukungan negara kemungkinan akan ditargetkan pada perusahaan yang terlibat dalam proyek kesejahteraan sosial.

"Bagi mereka yang lebih komersial, dukungan pemerintah mungkin tidak akan datang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper