Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Arloji Mewah Swiss di Hong Kong Melorot

Posisi Hong Kong sebagai pasar terbesar ekspor arloji Swiss selama satu dekade terakhir tidak akan bertahan lama karena karena pesatnya pertumbuhan pasar ekspor lain.
Wajah Hong Kong dari ketinggian/Reuters-Bobby Yip
Wajah Hong Kong dari ketinggian/Reuters-Bobby Yip

Bisnis.com, JAKARTA – Posisi Hong Kong sebagai pasar terbesar ekspor arloji Swiss selama satu dekade terakhir tidak akan bertahan lama karena karena pesatnya pertumbuhan pasar ekspor lain.

Jean-Marc Pontroué, chief executive officer (CEO) Panerai, sebuah unit perusahaan mewah Swiss Richemont, mengatakan Hong Kong yang mengalami penurunan pariwisata di tengah aksi protes selama berbulan-bulan, siap kehilangan posisi pertama dari AS dan China.

"Meskipun Hong Kong memiliki komunitas lokal yang sangat kaya, padat, ditambah jutaan turis, hal itu tidak dapat diprediksi dalam jangka panjang untuk mempertahankan posisinya," kata Pontroué dalam sebuah wawancara di Hong Kong, Jumat (15/11/2019), seperti dikutip Bloomberg.

“Potensi di sejumlah pasar telah mencapai puncaknya. Tentu saja, China akan terus tumbuh, begitu pula dengan AS," lanjutnya.

Hong Kong telah duduk di atas takhta penjualan jam tangan Swiss sebagian besar berkat statusnya sebagai surga belanja. Tanpa adanya pajak penjualan, gaya hidup yang eksotis, dan butik mewah yang tak terhitung jumlahnya, kota ini telah menjadi kiblat bagi pembeli di seluruh dunia.

Selain itu, kedekatannya dengan China memberikan akses mudah ke konsumen kaya di negara tersebut yang ingin membeli barang-barang mewah.

Produsen arloji telah menjadi salah satu yang paling terpukul oleh aksi demonstrasi dan tekanan dari perang perdagangan AS-China yang telah mendorong Hong Kong ke dalam resesi.

Penjualan perhiasan, jam tangan, dan jam turun 41 persen pada September karena pariwisata anjlok. Ekspor arloji Swiss ke Hong Kong turun 4,6 persen untuk bulan ini, menempatkan pasar di posisi kedua di belakang AS.

Gangguan itu secara signifikan berdampak pada bisnis Panerai di pusat keuangan Asia, kata Pontroué, namun pukulan itu diimbangi oleh permintaan yang lebih kuat di China daratan dan negara-negara tetangga.

"Orang-orang mengubah kebiasaan mereka untuk bepergian, dan orang-orang pergi ke tujuan baru. Kami mengimbangi nyaris 100 persen dari kerugian kami di Hong Kong oleh peningkatan bisnis besar di China daratan, Korea, Jepang, dan Singapura,” kata Pontroué

Panerai bergabung dengan pembuat barang mewah lainnya dalam memperluas jejaknya di daratan China untuk memanfaatkan kelompok konsumen terbesar di dunia. Dibatasi oleh geopolitik dan yuan yang lemah, pembeli China semakin menggeser pengeluaran mewah mereka kembali ke dalam negeri.

Pontroué memperkirakan tiga perempat jam tangan mewah yang dijual kepada pelanggan China dibeli di dalam negeri alih-alih oleh pelancong yang sedang berlibur di luar negeri dalam lima tahun mendatang, dibandingkan dengan hanya seperempat beberapa tahun yang lalu.

Didirikan di Florence, Italia, pada tahun 1860, Panerai sekarang memiliki sekitar 150 butik di seluruh dunia, termasuk lebih dari 50 butik di China. Produsen arloji mewah berencana untuk membuka lima toko tambahan di China sebelum Maret mendatang, memperluas jangkauannya ke kota-kota dengan tingkat yang lebih rendah.

Meskipun status Hong Kong berkurang, Pontroué optimis kota itu akan pulih segera setelah aksi demonstrasi selesai.

"Setelah selesai, bisnis akan kembali normal dengan sangat cepat, karena selera untuk Hong Kong akan tetap hidup," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper