Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Protes Diwarnai Kekerasan, Sebagian Hong Kong Lumpuh

Jaringan transportasi publik Hong Kong ditutup di beberapa area, pusat bisnis diblokir, dan sekolah-sekolah ditutup.
Pengunjuk rasa menguasai jembatan yang menjadi penghubung dengan kampus Chinese University di Hong Kong, China, Rabu (13/11/2019)./Reuters-Thomas Peter
Pengunjuk rasa menguasai jembatan yang menjadi penghubung dengan kampus Chinese University di Hong Kong, China, Rabu (13/11/2019)./Reuters-Thomas Peter

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian wilayah Hong Kong lumpuh menyusul ditutupnya beberapa jalur transportasi publik, sekolah, dan bisnis seiring situasi yang makin berbahaya.
 
Sekitar 1.000 pengunjuk rasa memblokir jalanan di pusat kota, yang menjadi lokasi gerai brand ritel mewah dan apartemen kelas atas, saat jam makan siang, Rabu (13/11/2019). Mereka mengenakan masker dan memakai pakaian layaknya pekerja kantoran, berbaris sembari melemparkan batu bata ke jalan.
 
Sejumlah universitas juga dibarikade oleh para mahasiswanya. Pada malam sebelumnya, para pengunjuk rasa dan polisi bentrok di beberapa kampus.
 
Saat itu, terjadi beberapa ledakan, tembakan gas air mata, dan peluru karet yang kemudian memakan korban luka-luka. Polisi mengklaim membantu beberapa kelompok mahasiswa asal China daratan untuk mengamankan diri ke lokasi aman menggunakan kapal.
 
Biro Pendidikan Hong Kong menyampaikan sekolah-sekolah ditutup pada Kamis (14/11). Sejumlah universitas akan menggunakan sistem online learning dan lainnya mengkaji ulang metode pembelajaran untuk sisa semester ini.
 
Seperti dilansir Reuters, para pengunjuk rasa meluapkan kemarahan mereka karena menilai polisi melakukan kekerasan dalam menghadapi aksi protes. Mereka juga menuding Beijing melakukan intervensi dalam kebebasan yang dijamin di Hong Kong lewat prinsip "One Country, Two Systems" yang berlaku sejak 1997.
 
China membantah melakukan intervensi dan balik menyalahkan negara-negara Barat, seperti Inggris dan AS, karena dinilai ikut memanas-manasi situasi.
 
Polisi menyebutkan 142 orang sudah ditahan sejak Selasa (12/11). Dengan demikian, jumlah total orang yang ditahan mencapai lebih dari 4.000.
 
Otoritas Rumah Sakit Hong Kong menyatakan 81 orang terluka sejak Senin (11/11), di mana 2 di antaranya dalam kondisi serius. Korban termuda berusia 10 bulan, tapi tidak diketahui penyebab lukanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper