Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Southwest dan American Airlines Perpanjang Pembatalan Penerbangan Boeing 737 MAX

Kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia, yang menewaskan total 346 orang, membuat maskapai di seluruh dunia mengandangkan pesawat tersebut. 
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson
Foto udara yang menunjukkan pesawat 737 MAX buatan Boeing diparkir di pabrik Boeing di Renton, Washington, Kamis (21/3/2019)./Reuters-Lindsey Wasson

Bisnis.com, JAKARTA - Southwest Airlines and American Airlines Group Inc mengumumkan rencana perpanjangan pembatalan penggunaan Boeing 737 MAX untuk penerbangan hingga awal Maret 2020.

Southwest Airlines dan American Airlines, dua maskapai penerbangan terbesar di Amerika Serikat (AS), harus mengurangi rencana ekspansi pertumbuhan dengan membatalkan lebih dari 300 penerbangan dalam sehari dengan tidak mengoperasikan 737 MAX.

Southwest Airlines, yang telah bertaruh atas strategi bisnisnya dengan keberadaan 737 MAX telah membatalkan penerbangan 737 MAX hingga Februari 2020 dan diperkirakan kembali mengudara pada 6 Maret 2020. Meskipun demikian, banyak pihak memperkirakan periode pembatalan bisa berlangsung lebih lama.

Maskapai tersebut memperkirakan dampak kerugian atas penarikan 737 MAX bisa mencapai US$435 juta terhadap pendapatan Januari-September 2019. Sementara itu, American Airlines memproyeksi kebijakan ini dapat memangkas pendapatan hingga US$540 juta.

Maskapai penerbangan AS lainnya, United Airlines, juga telah membatalkan penerbangan menggunakan 737 MAX hingga Januari tahun depan. Meskipun demikian, lama pembatalan diperkirakan berjalan lebih lama daripada yang ditargetkan sebelumnya.

Model 737 MAX merupakan pesawat Boeing yang paling laris. Namun, kecelakaan di Indonesia pada Oktober 2018 dan Ethiopia pada Maret 2019, yang menewaskan total 346 orang, membuat maskapai di seluruh dunia mengandangkan pesawat tersebut. 

Seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (9/11/2019), Pemerintah AS dan Eropa harus kembali ke fasilitas di Rockwell Collins, Iowa, untuk menyelesaikan audit lengkap atas dokumentasi perangkat lunak Boeing, setelah regulator menemukan adanya kesenjangan dan dokumen yang tidak sesuai standar.

Boeing pun sudah mengakuinya dan diharuskan untuk merevisi kesalahan-kesalahan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper