Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Memutuskan Mundur dari Negosiasi RCEP

Pejabat Kementerian Luar Negeri India Vijay Thakur Singh menyampaikan bahwa Perdana Menteri Narendra Modi mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan dari kesepakatan ini terhadap kehidupan dan mata pencaharian semua orang India, terutama bagi masyarakat yang lebih lemah.
Ilustrasi/asean.org
Ilustrasi/asean.org

Bisnis.com, JAKARTA - India memutuskan untuk tidak bergabung dalam Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), yang berpotensi membuka jalan bagi 15 negara untuk menandatangani kesepakatan regional yang didukung China tahun depan.

Pejabat Kementerian Luar Negeri India Vijay Thakur Singh menyampaikan bahwa Perdana Menteri Narendra Modi mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan dari kesepakatan ini terhadap kehidupan dan mata pencaharian semua orang India, terutama bagi masyarakat yang lebih lemah.

Menurut Singh, India memiliki masalah signifikan dengan kepentingan inti yang masih belum terselesaikan.

"India telah berpartisipasi dengan itikad baik dalam diskusi RCEP dan bernegosiasi keras dengan pandangan yang jelas tentang kepentingan kami. "Kami mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan nasional," ujarnya, dikutip melalui Bloomberg, Selasa (5/11/2019).

Pada kesempatan lain, seorang pejabat pemerintah India mengungkapkan bahwa Modi memutuskan untuk tidak bergabung dengan perjanjian untuk melindungi pekerja di bidang jasa dan petani.

Menurut summber tersebut, India telah mendorong 15 negara lainnya untuk mengatasi kekhawatirannya terhadap defisit perdagangan dan mengajak mereka untuk membuka pasar bagi layanan dan investasi India.

Keluarnya India dari kesepakatan menghilangkan hambatan terbesar pada pakta yang dimaksudkan untuk mencakup sekitar sepertiga dari ekonomi global.

Menjelang pertemuan Bangkok, India membuat tuntutan pada menit-menit terakhir yang membuat marah negara-negara lain setelah pertentangan domestik meningkat karena kekhawatiran bahwa negara tersebut akan dibanjiri oleh barang-barang murah dari China.

Menurut Amitendu Palit, peneliti senior nstitut Kajian Asia Selatan di Universitas Nasional Singapura, India tidak bergabung dengan pakta perdagangan karena dua alasan utama.

Pertama, pemerintah Modi menyadari bahwa dengan menyetujui RCEP, dia akan mengalienasi konstituensi inti yang mendukungnya seperti pelaku industri kecil dan wirausahawan.

Kedua, tuntutan inti India, yakni meningkatkan baseline untuk pemangkasan tarif hingga 2019 dan mendapatkan akses pasar bagi para profesionalnya, belum dipenuhi.

“Jadi, pada akhirnya, kepentingan domestiklah yang menahan India agar tidak bergabung dengan RCEP. Namun, perjanjian RCEP belum difinalisasi karena saat ini hanya pembicaraan yang selesai. India masih punya kesempatan," katanya.

China telah berupaya untuk mempercepat finalisasi RCEP pada saat ekonominya menghadapi perlambatan pertumbuhan dari perang dagang dengan AS, yang menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik setelah Donald Trump menjabat pada 2017.

Kesepakatan lebih lanjut akan mengintegrasikan ekonomi Asia dengan China tepat pada saat pemerintahan Trump mendesak negara-negara Asia untuk menghindari pinjaman infrastruktur dan teknologi 5G milik China.

AS telah berupaya untuk meremehkan pentingnya RCEP, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan kepada Bloomberg bahwa itu kesepakatan ini tidak akan memberikan dampak signifikan.

Sebagian besar pemimpin Asia Tenggara melewatkan KTT dengan perwakilan AS pada Senin (4/11/2019), setelah Trump memutuskan untuk absen dari pertemuan tahunan ini untuk tahun kedua berturut-turut.

"Ini bukan perjanjian perdagangan bebas. Bahkan tidak sama dengan TPP atau kesepakatan kami dengan Jepang dan Korea Selatan. Jadi tidak perlu dibesar-besarkan. Ini perjanjian dagang tingkat rendah," kata Ross.

China mengatakan bahwa 15 negara yang tersisa memutuskan untuk bergerak maju terlebih dahulu dan India dipersilakan untuk bergabung dengan RCEP jika sudah siap.

Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng tidak mempermasalahkan jika perjanjian dagang baru dapat disahkan tahun depan.

“Kami mengambil sikap terbuka, kapan pun India siap, kami persilakan untuk bergabung," ujar Le.

Dalam sebuah pernyataan bersama pada Senin (4/11/2019), negara-negara negosiator RCEP mengatakan bahwa semua partisipan akan bekerja untuk memecahkan masalah dengan cara yang saling menguntungkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper