Bisnis.com, JAKARTA -- Anggota parlemen Inggris akan memilih seorang ketua DPR atau House of Commons baru pada Senin (4/11), yang akan mengawasi perjuangan Brexit yang berlarut-larut.
Dalam tiga tahun sejak Inggris memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa, ketua DPR telah memainkan peran yang semakin berpengaruh dalam proses meluruskan Brexit dan mengesahkan undang-undang yang diperlukan untuk mengimplementasikannya.
Ketua DPR, atau yang disebut dengan speaker, adalah wasit untuk setiap sengketa yang terjadi di House of Commons, majelis rendah parlemen, dan memiliki kekuatan untuk meloloskan rencana pemerintah.
Mantan Ketua DPR John Bercow dituduh melanggar konvensi dan mendukung mereka yang ingin menyabotase rencana Brexit pemerintah.
"Orang yang akan menggantikan John Bercow, siapa pun mereka, akan menghadapi tantangan yang cukup unik," kata Alice Lilly, peneliti senior di lembaga think tank Institute for Government, dikutip melalui Reuters, Senin (4/11).
Tantangan yang paling berat kemungkinan adalah Brexit, ketua DPR juga harus menghadapi kritik, apalagi peraturan kuno Parlemen Inggris memungkinkan intimidasi dan pelecehan.
Pengganti Bercow akan dipilih melalui serangkaian pemungutan suara tertutup, sebuah proses yang bisa memakan waktu beberapa jam, akan ada kandidat yang keluar setelah setiap putaran pemungutan suara sampai tersisa satu orang dengan dukungan mayoritas.
Saat ini ada delapan kandidat yang akan berkompetisi, dan masing-masing memiliki kesempatan untuk menyampaikan proposal singkat.
Kandidat favorit saat ini adalah Wakil Ketua DPR Lindsay Hoyle, oposisi dari Partai Buruh berusia 62 tahun yang menyatakan bahwa seorang ketua harus independen, adil dan berjanji bekerja untuk menyatukan parlemen.
Sejak 2017, Partai Konservatif yang berkuasa belum memiliki mayoritas di parlemen, memberikan opisisi lebih banyak kebebasan untuk menantang pemerintah dan ketua DPR memiliki suara yang cukup berpengaruh.
Dengan pemilihan nasional yang akan datang pada 12 Desember, pekerjaan pertama ketua DPR yang baru akan bergantung pada pemerintahan seperti apa yang dibentuk oleh pilihan rakyat.
Menurut Lilly, beberapa keputusan yang dibuat John Bercow belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat tak terduga. Beberapa anggota parlemen menyukai keputusannya, sebagian lagi tidak.
"Kita harus menunggu dan melihat apakah ketua DPR yang baru akan dihadapkan dengan kondisi yang sama terkait Brexit dan pemerintah yang memiliki suara minoritas. Jika pemerintah mendapatkan dukungan mayoritas, maka prosedur di DPR akan menjadi sedikit kurang penting," tambahnya.