Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korut Kembali Uji Coba Peluncur Roket Super Besar

Korea Utara melakukan uji coba sistem "peluncur roket multipel super besar" yang berjalan sukses, menurut media pemerintah sekaligus menjadi serangkaian provokasi oleh Pyongyang.
Peluncuran proyektil, menurut pejabat militer di Jepang dan Korea Selatan, mendarat di laut antara Semenanjung Korea dan Jepang, terlihat dalam gambar tanpa tanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada tanggal 31 Oktober 2019./KCNA via Reuters
Peluncuran proyektil, menurut pejabat militer di Jepang dan Korea Selatan, mendarat di laut antara Semenanjung Korea dan Jepang, terlihat dalam gambar tanpa tanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada tanggal 31 Oktober 2019./KCNA via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara melakukan uji coba sistem "peluncur roket multipel super besar" yang berjalan sukses, menurut media pemerintah sekaligus menjadi serangkaian provokasi oleh Pyongyang.

Militer Korea Selatan menyatakan kemarin bahwa Korea Utara telah meluncurkan dua proyektil jarak pendek dari Provinsi Pyongan Selatan. Masing-masing proyektil itu terbang sekitar 370 kilometer.

Uji coba itu merupakan yang terbaru dari serangkaian peluncuran senjata oleh Korea Utara, tetapi yang pertama sejak 2 Oktober lalu ketika sebuah rudal diluncurkan dari kapal selam bawah laut.

Kemampuan rudal berbasis kapal selam tersebut akan mengubah keseimbangan militer di semenanjung Korea. Tes persenjataan itu dilakukan untuk "memverifikasi keamanan sistem peluncur berkelanjutan," menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) dari Pyongyang.

Pemimpin Korea utara Kim Jong-un, yang secara pribadi mengawasi tes sistem "super-besar" itu menyatakan puas dan mengirim ucapan selamat" kepada tim yang terlibat, menurut kantor berita KCNA seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (1/11/2019).

Pembicaraan nuklir antara Pyongyang dan Washington saat ini macet.

Pyongyang berada di bawah serangkaian sanksi internasional atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya, yang menurutnya perlu dipertahankan terhadap kemungkinan invasi AS.

Kim dan Presiden Donald Trump bertemu di Hanoi pada bulan Februari lalu, tetapi tidak mencapai kesepakatan soal nuklir.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper