Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Chile membatalkan secara tiba-tiba Konferensi Tingkat Tinggi Kerjasama Ekonomi Negara Asia Pasifik (KTT APEC) tempat Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan menandatangani kesepakatan perdagangan.
Pembatalan itu dilakukan akibat maraknya aksi protes, menurut Presiden Chili Sebastian Pinera seperti dikutip CNBC, Kamis (31/10/2019).
Trump dan Xi dijadwalkan bertemu di KTT APEC untuk membahas kemungkinan kesepakatan "tahap pertama" yang akan diselesaikan kedua negara. Menurut rencana KTT itu akan digelar di Santiago pada pertengahan November.
"Ini adalah keputusan yang sangat sulit ... tetapi didasarkan pada prinsip akal sehat," kata Pinera dalam pidato media Rabu (30/10/2019).
Menurutnya, sebagai seorang presiden dirinya harus selalu menempatkan rekan senegaranya di atas segalanya.
"Perhatian utama kami adalah membangun kembali ketertiban umum, keselamatan warga negara dan perdamaian sosial serta menanggapi tuntutan utama warga negara kami."
Baca Juga
pemerintah Chile telah memperluas pemberlakuan keadaan darurat ke beberapa kota di seluruh negara itu pekan lalu ketika usulan kenaikan tarif angkutan umum memicu aksi protes nasional.
Keputusan Chile untuk membatalkan KTT memunculkan pertanyaan tentang kapan para pemimpin AS dan China akan bertemu untuk menandatangani kesepakatan perdagangan yang sangat dibutuhkan.
Awal bulan ini, Trump mengatakan AS telah mencapai "kesepakatan Fase Satu yang sangat substansial" dengan China. Sedangkan Fase Dua akan mulai "segera" setelah fase pertama ditandatangani.
AS juga membatalkan kenaikan tarif atas barang-barang China senilai US$250 miliar yang seharusnya mulai berlaku 15 Oktober lalu.
Juru bicara Gedung Putih mengatakan kepada CNBC bahwa APEC tidak memiliki cadangan lokasi untuk pelaksanaan acara tersebut, tetapi AS dan China masih akan bekerja untuk menyelesaikan kesepakatan secara parsial.
"Kami menantikan finalisasi Fase Satu dari perjanjian perdagangan bersejarah dengan China dan setelah kami siap kami akan memberitahu Anda," kata juru bicara itu.
AS mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pengecualian tarif tertentu senilai US$34 miliar atas impor dari China karena kedua negara tengah berupaya menuju perjanjian perdagangan.