Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airbus Hadapi Tantangan Modal Produksi

Pembuat pesawat Eropa itu kini mengharapkan pengiriman jet tahun ini sebanyak 860 unit, turun dari kisaran sebelumnya 880-890 unit pesawat, karena tantangan produksi memperlambat output jet seri A320neo.
Airbus A350-1000./REUTERS - Pascal Rossignol
Airbus A350-1000./REUTERS - Pascal Rossignol

Bisnis.com, JAKARTA -- Airbus SE memangkas target pengiriman pesawat untuk setahun penuh dan mengatakan arus kas akan lebih rendah dari yang diharapkan di tengah perjuangannya untuk memanfaatkan momentum 737 Max milik Boeing Co. yang dilarang terbang.

Pembuat pesawat Eropa itu kini mengharapkan pengiriman jet tahun ini sebanyak 860 unit, turun dari kisaran sebelumnya 880-890 unit pesawat, karena tantangan produksi memperlambat output jet seri A320neo.

"Aliran kas bebas kemungkinan sekitar 3 miliar euro atau senilai US$3,3 miliar, lebih rendah dari 4 miliar euro yang sebelumnya disampaikan," tulis Airbus dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (30/10/2019).

Airbus juga dihadapi dengan kesulitan untuk mengimbangi permintaan untuk pesawat berkabin fleksibel dari seri jet A321 yang berbadan sempit.

Konfigurasi untuk A321 memungkinkan lebih banyak kursi atau jarak antar kursi yang lebih jauh, dengan menambahkan ruang di bagian belakang dan mengubah tata letak pintu.

Tantangan modal produksi datang bersamaan dengan permintaan untuk model ini yang meningkat, membuat Airbus tidak dapat memanfaatkan momen dengan optimal setelah rivalnya, 737Max, kini didera berbagai masalah.

Tata letak untuk seri A321 yang baru akan menjadi standar pada 2020, dan Airbus mengatakan akan terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi A321.

"Kami fokus pada peningkatan A320neo dan meningkatkan aliran industri sambil mengelola tingkat kompleksitas yang lebih tinggi," kata Chief Executive Officer Guillaume Faury dalam rilisnya.

Dari perubahan target penjualan ini, laba yang disesuaikan sebelum bunga dan pajak diperkirakan naik 2% menjadi 1,6 miliar euro, lebih tinggi dari perkiraaan analis pada kisaran 1,36 miliar.

Namun angka proyeksi tersebut belum memperhitungkan produksi superjumbo A380 yang dihentikan serta larangan pemerintah Jerman terhadap ekspor instrumen pertahanan kepada Saudi Arabia yang mengancam pendapatan Airbus.

Pada Selasa (29/10/2019), maskapai penerbangan bertarif rendah asal India, IndiGo, mengumumkan kesepakatan pembelian 300 unit pesawat A320neo senilai US$33 miliar, yang merupakan salah satu kontrak terbesar Airbus.

Saham Airbus telah melonjak 50% sepanjang tahun ini tahun ini, memberikan pembuat pesawat yang berbasis di Toulouse, Prancis, nilai pasar sebesar 98 miliar euro pada penutupan Selasa (29/10/2019). Sementara itu saham Boeing tercatat naik 8,2%.

Rival Airbus, Boeing, diketahui mencatat tagihan sebesar US$9,2 miliar pada kuartal ketiga setelah jet seri Max dilarang terbang, perusahaan Amerika tersebut telah membakar lebih banyak uang pada periode yang sama selama 25 tahun terakhir.

CEO Boeing Dennis Muilenburg kini harus berhadapan dengan Senat Amerika Serikat terkait masalah pada desain dan sistem keamanan pada Max.

Muilenburg harus mempertanggung jawabkan kebijakan perusahaannya terkait desain pesawat dan menjawab pertanyaan Kongres terkait alasan Max tetap diizinkan beroperasi setelah dua kecelakaan fatal yang menewaskan 346 orang.

Bos Boeing tersebut hadir di hadapan para senator, tepat 1 tahun setelah 737 Max yang dioperasikan oleh Lion Air terjun ke Laut Jawa setelah pilot berjuang untuk mengendalikan pesawat dengan sistem penerbangan yang unik tetapi kompleks.

Muilenburg mengakui bahwa Boeing melakukan kesalahan dan tampak emosional ketika keluarga dan kerabat dari 189 korban Lion Air diminta untuk berdiri dan mengangkat foto-foto korban meninggal dalam kecelakaan itu.

Muilenbur berulang kali ditekan oleh para senator dengan pertanyaan mengapa Boeing mengulur waktu lima bulan sebelum melarang terbang seri Max, hingga kecelakaan serupa menimpa pesawat yang dioperasikan Ethiopian Arlines.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper