Bisnis.com, JAKARTA - Budi Karya Sumadi, mantan Menteri Perhubungan Kabinet Kerja Periode I mendatangi Istana Kepresidenan dalam rangka memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo terkait pembentukan kabinet baru. Ia datang mengenakan kemeja putih.
Pria kelahiran Palembang 18 Desember 1956 mengenyam pendidikan Arsitektur di Universitas Gadjah Mada. Awal kariernya ia habiskan sebagai arsitek perencanaan di Departemen Real Estate PT Pembangunan Jaya.
Dia pun sukses menjadi Direktur Utama di PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. dan PT Jakarta Propertindo yang merupakan bagian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Budi Karya banyak terlibat di proyek pembangunan ibu kota.
Sejumlah proyek yang diselesaikan PT Jakarta Propertindo di saat Budi Karya menjadi Dirut adalah revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, penyelesaian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, serta Electronic Road Pricing (ERP).
Budi Karya pun dipercaya untuk membawahi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Angkasa Pura II. Pada Reshuffle Kabinet 2016 silam, Budi Karya dipilih sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Ignasius Jonan.
Budi Karya dan Ignasius Jonan kerap sering berseberangan pemikiran dan keputusan. Salah satunya, Budi Karya menolak permintaan Jonan untuk mencopot General Manager Bandara Soekarno-Hatta akibat kesalahan ground-handling yang dilakukan Lion Air.
Baca Juga
Budi Karya juga sempat kembali silang pandangan dengan Jonan terkait aktivasi Bandara Ultimate Soekarno-Hatta.