Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Milisi Kurdi Klaim Telah Tarik Diri dari Perbatasan Turki-Suriah

Milisi Kurdi bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) menyatakan telah mulai menarik diri dari kota perbatasan Ras al Ain, wilayah Suriah timur laut, di bawah kesepakatan gencatan senjata yang diperantarai Amerika Serikat.
Pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) terlihat di Deir al-Zor, Suriah 1 Mei 2018./REUTERS-Rodi Said
Pejuang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) terlihat di Deir al-Zor, Suriah 1 Mei 2018./REUTERS-Rodi Said

Bisnis.com, JAKARTA--Milisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi menyatakan telah mulai menarik diri dari kota perbatasan Ras al Ain, wilayah Suriah timur laut, di bawah kesepakatan gencatan senjata yang diperantarai Amerika Serikat.

Ras al Ain adalah salah satu dari dua kota di perbatasan Turki-Suriah yang menjadi sasaran utama serangan Turki untuk memukul mundur para pejuang Kurdi dan menciptakan 'zona aman' sejauh lebih dari 30 kilometer di dalam wilayah Suriah.

Turki setuju untuk menghentikan serangan pada Kamis malam (17/10/2019) selama 5 hari berdasarkan kesepakatan yang disepakati antara Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Wakil Presiden AS Mike Pence. Erdogan telah memperingatkan bahwa Turki akan melanjutkan serangan ketika batas waktu berakhir pada Selasa (22/10) jika SDF tidak mundur dari daerah zona aman.

"Kami tidak memiliki pejuang lagi di kota (Ras al Ain)," kata juru bicara SDF Kino Gabriel, dikutip dari Reuters, Senin (21/10/2019).

Sementara itu, juru bicara Tentara Pembebasan Suriah Mayor Youssef Hamoud, pemberontak Suriah yang didukung Turki, mengatakan kepada Reuters bahwa SDF belum sepenuhnya meninggalkan Ras al Ain.

Turki melancarkan serangan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan pasukan AS dari wilayah timur laut Suriah. Langkahnya dikritik di Washington dan di tempat lain sebagai pengkhianatan sekutu Kurdi yang telah berperang selama bertahun-tahun bersama pasukan AS melawan ISIS.

Sedangkan Turki berusaha membuat zona itu sebagai penyangga karena menganggap YPG, komponen utama SDF, sebagai kelompok teroris atas keterkaitannya dengan pemberontak Kurdi di Turki tenggara. YPG telah menjadi sekutu dekat AS dalam perang melawan ISIS.

Penarikan AS juga menciptakan kekosongan yang Rusia inginkan sebagai pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Erdogan telah mendukung pemberontak yang berjuang untuk menggulingkan Assad dalam konflik Suriah selama 8 tahun. Namun, ia mengatakan bahwa Turki tidak memiliki masalah dengan pasukan pemerintah Suriah yang ditempatkan di dekat perbatasan jika milisi YPG dipindahkan.

Sabtu lalu, Erdogan mengatakan Turki akan melanjutkan serangan jika YPG tidak mundur dari zona aman. Dia juga mengatakan Turki akan membentuk belasan pos pengamatan di zona aman. Menurut seorang saksi mata di wilayah tersebut, pasukan Turki sudah mulai membangun dua pos pada Minggu (20/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper