Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Perbedaan Metode Baiat Teroris JAD dan JI di Indonesia

Polri membeberkan sejumlah perbedaan cara berbaiat maupun bergabung antara kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang terafiliasi ke Al-Qaeda dan Jamaah Ansharut Daullah (JAD) yang terafiliasi ke ISIS.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) menunjukkan foto tersangka pelaku dan barang bukti penikaman Menko Polhukam Wiranto saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Polri menyatakan kedua tersangka pelaku yakni Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Andriana merupakan simpatisan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan motif penikaman sebagai buntut dari penangkapan pimpinan JAD Bekasi Abu Zee/ANTARA FOTO-Indrianto Eko Suwarso
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) menunjukkan foto tersangka pelaku dan barang bukti penikaman Menko Polhukam Wiranto saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/10/2019). Polri menyatakan kedua tersangka pelaku yakni Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Andriana merupakan simpatisan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan motif penikaman sebagai buntut dari penangkapan pimpinan JAD Bekasi Abu Zee/ANTARA FOTO-Indrianto Eko Suwarso
Bisnis.com, JAKARTA - Polri membeberkan sejumlah perbedaan cara berbaiat maupun bergabung antara kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang terafiliasi ke Al-Qaeda dan Jamaah Ansharut Daullah (JAD) yang terafiliasi ke ISIS.
 
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa cara berbaiat dan bergabung dengan teroris JAD di Indonesia, cukup lewat media sosial baik Youtube, Telegram maupun Facebook. 
 
Dedi mengakui, sampai saat ini kelompok teroris dari jaringan JAD itu, ada yang sama sekali belum pernah bertemu satu sama lain, seperti Abu Zee dengan anggotanya. Tetapi hanya melalui media sosial dan membuat struktur organisasi melalui Telegram.
 
"JAD itu hanya terstruktur di media sosial, artinya tidak harus secara langsung bertemu, tetapi kan intensitas di media sosial terstruktur. Kalau mau amaliyah, pasti akan menyampaikan lewat media sosial mereka," tuturnya, Senin (14/10/2019).
 
Sementara itu, menurut Dedi untuk jaringan teroris JI, tidak melulu melalui media sosial, cara berbaiat dan bergabung pun harus lewat orang yang dikenal satu sama lain, agar lebih terstruktur secara nyata dan untuk mengindari aksi spontan teror.
 
"Itu perbedaannya, kalau mereka yang berbaiat ke ISIS (JAD), untuk aksi amaliyahnya adalah sel-sel yang independen (lonewolf), artinya bisa saja jadi suicide bomber maupun pakai senjata tajam," katanya.
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper