Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Nike Capai Rekor Tertinggi di Tengah Isu Perang Dagang

Produsen alas kaki, Nike Inc., pada hari Selasa (24/9/2019) melaporkan penjualan kuartalan dan pendapatan di atas estimasi analis, sekaligus mengirim saham ke rekor tertinggi sepanjang masa dalam perdagangan setelah penutupan.
Nike/Ilustrasi-downloadwallpaperhd.com
Nike/Ilustrasi-downloadwallpaperhd.com

Bisnis.com, JAKARTA – Produsen alas kaki, Nike Inc., pada hari Selasa (24/9/2019) melaporkan penjualan kuartalan dan pendapatan di atas estimasi analis, sekaligus mengirim saham ke rekor tertinggi sepanjang masa dalam perdagangan setelah penutupan. 

Kinerja tersebut membantu mengurangi ketakutan investor terhadap dampak perang perdagangan AS-China terhadap perusahaan, serta kekhawatiran bahwa penguatan dolar AS menghambat kinerja perusahaan.

Dilansir dari Bloomberg, pendapatan kuartal fiskal pertama naik menjadi 86 sen per saham, mengalahkan estimasi analis sebesar 70 sen. Sementara itu, penjualan tumbuh 7,2 persen menjadi US$10,7 miliar, melampaui proyeksi sebesar US$10,4 miliar.

Saham Nike naik hingga US$92,42 per saham dalam perdagangan setelah jam perdagangan normal pada Selasa, sekaligus melonjak 18 persen sejak awal tahun, sejalan dengan kinerja indeks S&P 500.

Chief Executive Officer Nike, Mark Parker, mengatakan perusahaan juga membukukan penjualan kategori produk wanita yang kuat, didorong gelaran Piala Dunia khusus wanita.

Dalam Piala Dunia Wanita yang diadakan musim panas lalu di Prancis, Nike melengkapi 14 dari 24 tim turnamen, termasuk tiga dari empat semifinalis. Wanita AS membuat rekor untuk penjualan kaos sepak bola di Nike.com, dan Parker mengatakan pendapatan pakaian perusahaan terkait dengan acara itu naik empat kali lipat dibandingkan Piala Dunia tahun 2015.

Pada bulan Desember, Parker mengatakan 2019 akan menjadi "titik kritis sejati" bagi wanita dalam olahraga. Perusahaan terus mendorong hal tersebut dalam pemasarannya, termasuk iklan "Dream Crazier" yang dibintangi juara dunia tenis Serena Williams dan kampanye "Dream With Us" oleh tim sepak bola wanita A.S.

Dalam menilai peluang jangka panjang terbesar perusahaan, Chief Financial Officer Nike Andy Campion menempatkan wanita dalam urutan pertama, diikuti oleh pakaian, produk, digital, serta internasional. Meskipun pakaian wanita mendominasi lebih dari setengah pangsa pasar, produk-produk itu hanya menyumbang 23 persen dari pendapatan Nike tahun lalu.

Kinerja tersebut menunjukkan tidak adanya efek buruk dari keputusan Nike untuk menarik sepatu edisi terbatas yang menampilkan versi kontroversial bendera AS atau reaksi dari tuduhan oleh pengacara Michael Avenatti bahwa perusahaan tersebut memfasilitasi penyuapan dan korupsi.

Dalam tiga bulan terakhir, perusahaan juga menandatangani kerjasama dengan atlet basket Zion Williamson.

Nike tetap tidak terpengaruh oleh meningkatnya pertarungan dagang antara AS dan China, yang mencakup tarif alas kaki dan pakaian jadi. Meskipun kira-kira seperempat barang Nike diproduksi di China, sebagian besar dijual di dalam negeri. Perusahaan juga telah melakukan diversifikasi produksinya selama dekade terakhir dengan mengalihkan produksi di negara lain seperti Vietnam.

Meskipun ada kekhawatiran perang perdagangan mungkin mempengaruhi pertumbuhan Nike di Cihna, yang merupakan negara yang mencatat pertumbuhan paling besar, penjualan kuartal pertama Nike di China tumbuh 22 persen, mengalahkan proyeksi Stifel Financial Corp yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 17 persen.

Meskipun perkiraan penjualan dan laba mengalahkan ekspektasi, perusahaan yang berbasis di Beaverton, Oregon, itu tidak sepenuhnya lepas dari pengaruh mata uang. Penguatan dolar AS yang kuat memangkas pertumbuhan pendapatan sebesar 3 poin persentase, menurut perusahaan.

"Bahkan di tengah-tengah lingkungan makroekonomi dan geopolitik yang semakin bergejolak, kami berharap fokus kami yang tak henti-hentinya tertuju pada pelayanan konsumen dengan lebih baik dan terus mendorong pertumbuhan yang kuat serta berbasis luas," kata Campion dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Bloomberg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper