Bisnis.com, JAKARTA -- Saudi Aramco dikabarkan akan mulai merealisasikan rencana melantai di bursa dengan menggelar Initial Public Offering (IPO) di dalam negeri sebelum akhir tahun ini.
JPMorgan, Morgan Stanley, dan National Commercial Bank disebut-sebut bakal menjadi lead dalam aksi korporasi tersebut, seperti dilansir Reuters, Senin (9/9/2019). Sumber Reuters yang tak disebutkan namanya menyebutkan pula bahwa Citi, Goldman Sachs, HSBC, dan Samba Financial Bank bakal ikut terlibat dalam IPO ini.
Terkait hal ini, Goldman Sachs, HSBC, dan JPMorgan menolak memberikan komentar. Aramco juga tak mau memberikan komentarnya.
Sementara itu, Citi, Samba, Morgan Stanley, dan National Commercial Bank belum memberikan respons.
Aramco adalah perusahaan minyak nasional milik Pemerintah Arab Saudi. Perusahaan tersebut sebenarnya sudah berencana melepas sebagian sahamnya ke publik sejak beberapa tahun lalu di tengah upaya transformasi ekonomi kerajaan di Timur Tengah itu. Namun, niatan tersebut belum terealisasi hingga kini.
Aramco disebut tengah mempersiapkan diri untuk menjual 5 persen sahamnya ke publik dalam periode 2020-2021. Jika niatan itu terwujud, maka nilai IPO-nya kemungkinan besar akan menjadi rekor sebagai yang terbesar di dunia.
Baca Juga
Apabila listing di Tadawul--bursa efek Arab Saudi--benar terjadi pada 2019, maka bank-bank internasional yang terlibat akan berperan untuk mempromosikan Aramco ke investor internasional yang berminat membeli saham perusahaan itu di bursa saham Arab Saudi.
Terkait rencana IPO di bursa luar negeri, masih belum diketahui bursa saham mana yang diincar. Tetapi, beberapa sumber Reuters menyatakan bahwa direksi Aramco menilai bahwa listing di New York memiliki terlalu banyak risiko hukum sehingga sulit untuk menjadi pilihan.
Pada awal tahun ini, Aramco meraih US$12 miliar dari emisi global bond perdananya. Tak tanggung-tanggung, nilai penawaran yang masuk diklaim menembus US$100 miliar.